Siswi Peraih 700 Piala Tak Diterima di SMA, Disdik: Kalah Usia dan Prestasi hanya Tingkat Kotamadya

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aristawidya Maheswari 15), seorang siswi Jakarta yang meraih 700 piala tak diterima di SMA mana pun. Disdik Jakarta memberi penjelasan.

"Dan kita coba sarankan untuk ikut di jalur tahap akhir tanggal 7-8 Juli. Di situ juga ditawarkan atau kalau mau ikut ke PKBM negeri yang paket kesetaraan tapi yang bersangkutan menolak enggak mau," lanjut Syaefuloh.

Selain itu, Arista juga ditawarkan untuk masuk ke sekolah swasta yang dekat dengan rumahnya.

Lalu pada tanggal 7 dan 8 Juli, siswa 15 tahun tersebut kembali mendaftar online di jalur tahap akhir dengan memilih sekolah di SMA 12 jurusan IPS.

Baca: Anaknya Tak Lolos PPDB, Ratusan Wali Murid Cegat Mobil Kepala Dinas Pendidikan Padang

Baca: Cara Daftar KIP Kuliah untuk Pendaftaran Jalur Mandiri PTS Lengkap beserta Syaratnya

Sayangnya, nilai Arista juga tak mencukupi lantaran SMA 12 jurusan IPS mengharuskan bobot nilai 7.800.

Selain itu, ia juga memilih jurusan IPA di SMA yang sama namun kembali tak diterima lantaran bobot nilai jurusan tersebut adalah 7.900.

"Kemudian pilih juga SMA 21 jurusan IPS itu pilihan rendahnya nilai terendahnya 7.800, kemudian beliau juga SMA 36 jurusan IPS itu kemudian dia juga (pilih) SMA 45, SMA 102, itu nilai terendahnya 7.700. Sehingga sampai dengan tanggal 8 itu belum lulus kalau ngikutin sekolah-sekolah yang tadi Arista sempat biding," ungkap Syaefuloh.

Selanjutnya pada tanggal 8 Juli, Disdik juga sempat menugaskan kepala seksi beserta 1 orang kepala SMA untuk menyarankan dan memberikan portofolio.

Dengan nilai 7.763, Arista masih dimungkinkan dapat diterima di SMA Negeri 115.

Namun, Arista disebut tidak berminat dengan tawaran tersebut.

"Tapi waktu itu yang bersangkutan tetap kekeuh enggak mau ke 115 kita kan enggak bisa memaksakan," tuturnya.

Kemudian pada tanggal 8 Juli pukul 15.01 WIB, saat jalur tahap akhir ditutup, Arista baru menyampaikan jika berminat masuk ke SMA 115.

Sejumlah orang tua menggunakan atribut sekolah saat melakukan aksi demonstrasi memprotes PPDB DKI di Depan Gedung Kemendikbud, Senin (29/6/2020) (KOMPAS.com/Tria Sutrisna)

Sayangnya sudah tak bisa lantaran sistem online tertutup otomatis dan tak ada pendaftaran manual.

"Kemudian pukul 15.01 beliau baru menyampaikan ke kita kalau oke saya mau mendaftar di 115 sistemnya sudah tutup. Sudah enggak bisa lagi, kami udah enggak bisa memasukkan itu," kata dia.

Meski demikian, Syaefuloh mengaku bakal kembali mengutus jajarannya untuk menawarkan Arista masuk ke sekolah swasta.

Baca: Beasiswa S2 di Brunei, Bebas Biaya Kuliah dan Dapat Tunjangan Rp 5 Juta Per Bulan, Tertarik?

Baca: Tahun Ajaran Baru, Gubernur Jatim Gratiskan SPP SMA/SMK Negeri: Sekolah Dilarang Memungut Biaya

"Kami tetap menawarkan ada PKBM paket kesetaraan paket C itu negeri itu Negeri dan menurut kami tidak ada bedanya antara kesetaraan dengan SMA formal. Kemudian kami juga tawarkan kalau mau ke SMA swasta ini akan dampingi kalau bicara kesulitan kita bantu komunikasi dengan sekolah," katanya.

Arista gagal PPDB berulang kali

Nenek Arista, Siwi Purwanti (60), sudah mendaftarkan cucunya melalui beberapa jalur PPDB, mulai dari jalur prestasi non-akademik, afirmasi untuk pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), zonasi, hingga prestasi akademik.

Namun, Arista selalu gagal meraih kursi sekolah negeri melalui jalur-jalur PPDB tersebut.

Saat mengikuti jalur prestasi non-akademik, Arista gagal karena prestasinya diraih saat ia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Padahal, Arista banyak meraih prestasi di bidang seni lukis.

Total, ada 700 piala yang telah diraihnya selama mengikuti lomba seni lukis.

Halaman
123


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer