Ia menambahkan bahwa jurnal yang disampaikan ini bukan merupakan upaya untuk menyalahkan atau menjatuhkan WHO, melainkan upaya diskusi melalui pendekatan ilmiah.
Tim ilmuwan ini juga merasa bahwa temuan ini harus disampaikan secara luas oleh mereka sendiri setelah sebelumnya WHO sama sekali tidak menanggapinya.
Jimenez mengatakan pihak WHO selalu menilai bukti tentang transmisi udara ini tidak beragam secara ilmiah, dan tidak didukung oleh para ahli yang ada di bidangnya.
Benedetta Allegranzi, pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, mengatakan ada bukti yang menunjukkan penularan virus corona melalui udara. Namun, hal itu masih belum pasti.
"Kemungkinan penularan melalui udara di ruang publik - terutama di kondisi spesifik seperti padat, tertutup, serta mekanisme ventilasi yang buruk sudah dijelaskan dan tidak dapat dikesampingkan," ungkapnya.
Meskipun demikian, tambahnya, perlu lebih banyak lagi bukti yang dikumpulkan untuk bisa mendukung penelitian ini.
Baca: Mengenal Senyawa Eucalytol di Kalung Aromaterapi, Diklaim Bisa Tangkal Virus Corona
Baca: Studi Terbaru Sebut Mutasi Sebabkan Virus Corona Lebih Mudah Menginfeksi Manusia
Jika penelitian ini nantinya bisa benar-benar terbukti dan disetujui oleh WHO, maka protokol kesehatan baru haru bisa segera pula diterbitkan.
Proses sosialisasi protokol baru juga harus dengan cepat dilakukan agar pencegahan bisa berjalan dengan efektif.
Banyak anggota masyarakat yang khawatir akan penularan Covid-19 dari hewan peliharaan.
Pada awal terjadi wabah, sejumlah penghuni apartemen di Wuhan, China, melemparkan binatang peliharaannya dari ketinggian lantai kediaman mereka melalui jendela.
Aksi itu membuat banyak kucing yang tergeletak mati di jalanan sekitar gedung.
Mereka sempat panik dan khawatir ketika mendengar kabar ada kemungkinan penularan terjadi dari binatang peliharaan kepada manusia, jadi melempar binatang kesayangan ke luar rumah menjadi opsi yang mereka ambil.
Namun, hal itu ternyata tidak sepenuhnya benar.
Kepala penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan dalam sebuah konferensi pers di Jenewa menyatakan tidak ada cukup bukti yang membenarkan binatang bisa menularkan virus corona kepada manusia.
"Beberapa jenis binatang seperti musang, kucing, dan bahkan harimau, mereka sudah ada yang menerima infeksi dari manusia ke binatang, tetapi sangat sedikit bukti yang menunjukkan infeksi dari arah sebaliknya," kata Swaminathan dikutip dari Reuters, Jumat (3/7/2020).
Disebutkan, dalam percobaan yang dilakukan musang dan kucing terbukti mampu menularkan infeksi ke hewan lain dari spesies yang sama.
Baca: Muncul Flu Babi Jenis Baru di China, Simak Cara G4 Menular dari Hewan ke Manusia
Baca: Studi Harvard: Strain Covid-19 yang Mewabah di Beijing Mungkin Berasal dari Asia Tenggara
Namun, tidak ada bukti yang membenarkan asumsi bahwa hewan ini bisa menyebarkan Covid-19 kepada manusia.
"Sangat kecil risiko penularan (Covid-19) dari binatang peliharaan sebagaimana banyak dikhawatirkan bahwa binatang peliharaan menjadi sumber infeksi," ujar Swaminathan.