Selain memungkinkan menggelar kegiatan belajar mengajar via online, banyak masyarakat yang mengeluhkan biaya bayar sekolah yang tinggi.
Terlebih, di masa Covid-19 ini banyak orang tua yang terdampak Covid-19 secara ekonomi sehingga berakibat pada persoalan pembiayaan pendidikan anak-anak mereka.
Namun, di luar berkaitan dengan Covid-19, sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk tahun 2020 ini juga menuai kontroversi.
Misalnya saja seorang pelajar berprestasi yang meraih ratusan penghargaan bernama Aristawidya Maheswari (15), tidak terakomodasi oleh sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jakarta 2020.
Sehingga, Arista memilih putus sekolah alias tidak lanjut sekolah dahulu untuk tahun ini, akibat sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020.
Baca: Tak Lolos PPDB karena Umur, Komnas PA Sebut Ada Anak Sakit kemudian Meninggal Akibat Stress
Baca: Anaknya Tak Lolos PPDB, Ratusan Wali Murid Cegat Mobil Kepala Dinas Pendidikan Padang
"Agak sedih juga, tapi karena memang tidak masuk karena nilai."
"Nilai aku tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah juga. Udah coba ke delapan sekolah, tapi tidak dapat juga," kata Arista saat dijumpai di kediamannya, Rusun Jatinegara Kaum, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020).
Pada Rabu (8/7/2020) pukul 15.00 WIB adalah batas waktu penerimaan sekolah negeri melalui jalur terakhir berupa "bangku sisa" yang dialokasikan dari peserta PPDB yang tidak mendaftar ulang serta siswa tidak naik kelas.
Faktor usia memang tidak lagi jadi dipertimbangkan dalam jalur terakhir PPDB tersebut.
Namun, remaja peraih lebih dari 700 penghargaan seni lukis tingkat daerah dan nasional itu kalah bersaing dalam perolehan pembobotan nilai.
Arista yang merupakan alumnus SMPN 92 Jakarta ini hanya mengumpulkan total nilai 7.762,4 berdasarkan akumulasi nilai rata-rata rapor 81,71 dikalikan nilai akreditasi 9,5 poin.
"Pada jalur terakhir ini aku mencoba di SMAN 12, 21, 36, 61, 53, 59, 45, dan 102."
"Tapi, rata-rata yang diterima nilainya 8.000-an," katanya.
Arista memutuskan untuk putus sekolah pada tahun ini.
Kondisi itu akan dimanfaatkan untuk fokus mengajar lukis di sejumlah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta Timur.
Baca: Klik Link http://ppdb.jakarta.go.id, Pendaftaran PPDB Jakarta Jalur Zonasi Bina RW Dibuka Malam Ini
Baca: Jangan Lupa, Besok Terakhir Pendaftaran PPDB DKI Jakarta Jalur Prestasi, Simak Ketentuannya
"Rasanya sedih juga, tapi senangnya, aku bisa meluangkan waktu untuk melukis, mengajar, dan lebih banyak waktu berbagi di RPTRA," ucap Arista dikutip dari Antara.
Saat ini, Arista memiliki aktivitas rutin mengajar lukis di RPTRA Cibesut, Jaka Berseri, Jaka Teratai, dan Yayasan Rumah Kita.
Selain berbagi ilmu melukis kepada anak jalanan, perempuan yatim piatu yang mengidolakan pelukis Basuki Abdullah itu juga memiliki murid dari kalangan anak-anak perumahan di sekitar RPTRA.
"Kalau di RPTRA itu sifatnya sosial, tidak ada biaya, kecuali yang privat panggilan ke rumah di dekat RPTRA, ada untuk uang jajan saya," ucapnya.