Beralih ke AS. Negara yang dianggap jadi kekuatan terbesar di dunia ini rupanya punya total armada yang lebih sedikit dari China. Saat ini AS mengelola sebanyak 490 armada.
Walaupun demikian, AS memiliki jumlah kapal induk yang jauh lebih banyak dari China, yaitu 20 unit.
Jumlah ini akan sangat menguntungkan AS untuk membawa puluhan pesawat tempur ke berbagai belahan dunia.
Baca: Buntut Persoalan Status Hong Kong, Kini China Menyemai Konflik Baru dengan Kanada, Ada Apa?
Baca: Laut China Selatan Kedatangan Dua Kapal Induk AS, Tiongkok Tak Gentar: Hanya Gertakan Macan Kertas
Di sisi lain, AS tidak memiliki satu pun armada kapal jenis Frigate. Kapal jenis ini sendiri memiliki fungsi untuk melakukan pengawalan terhadap kapal lain yang lebih besar.
Bagi banyak negara, kapal jenis ini dirasa sangat dibutuhkan karena memiliki keunggulan dari sisi ukuran yang relatif kecil dan mudah bermanuver. Kelengkapan senjata di kapal jenis ini juga sudah cukup untuk melakukan kontak jangka pendek.
AS memang tidak memiliki kapal Frigate, tapi negeri Paman Sam ini sudah menyiapkan 91 unit kapal Destroyer untuk melakukan penyerangan.
Armada lain yang dimiliki AS antara lain adalah jenis Corvette sebanyak 19 unit, kapal selam sebanyak 66 unit, kapal patroli sebanyak 13 unit, dan penyapu ranjau sebanyak 11 unit.
Secara umum China punya armada tempur yang jauh lebih banyak dari AS. Banyaknya unit kapal perang kecil seperti Corvette dan Frigate juga sedikit menguntungkan China dalam melakukan manuver.
Kekuatan lain yang juga bisa jadi penentu adalah armada kapal induk yang sanggup mengakomodir pesawat tempur dengan lebih mudah.
AS juga bisa dengan mudah memanfaatkan keunggulan jumlah unit kapal Destroyer yang memiliki ukuran lebih besar dari Corvette dan Frigate.
Banyak pihak berharap konflik Laut China Selatan ini bisa selesai melalui jalur damai.
Kontak fisik bisa berdampak kepada negara-negara yang ada di sekitar wilayah Laut China Selatan, termasuk Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul "Menakar kekuatan angkatan laut China versus AS, siapa yang lebih unggul?"