Deniel Farfar bagikan senjata tajam dan sepucuk Revolver pada rekannya
Deniel Farfar kemudian memberikan arahan terakhir untuk mematangkan konsep penyerangan terhadap kelompok Nus Kei di kawasan Acici.
Dalam rekontruksi, Deniel Farfar kembali memberikan perintah untuk memastikan agar Nus Kei 'diambil' untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Selanjutnya, tersangka Franky mengatakan bahwa jika ada yang takut maka mereka bisa tinggaldi tempat dan tidak melanjutkan perjalanan.
Setelah itu, mereka membagi tugas dan masuk ke dalam kendaraan yang telah disiapkan.
Pada adegan ke 15, para tersangka masuk ke kendaraan.
Pada adegan ke 16, Deniel Farfar membuka bagasi kendaraan dan mengambil senjata tajam untuk diberikan pada rekan-rekannya.
Senjata tajam diantaranya tombak besi itulah yang digunakan untuk menyerang dan membawa Nus Kei ke hadapan John Kei.
Seorang tersangka bernama Augustinus mengambil sebilah parang dari mobil tersebut.
Pada adegan ke-17, terangka Deniel Farfar memberikan senjata api jenis revolver dari pinggangnya pada Empi.
Revolver diberikan sebagai antisipasi ketika akan melalukan pengambilan Nus Kei.
"Pegang buat jaga jaga. Pastikan semua anggota yang turun kembali, jika ada yan mengadang hantam," kata Deniel Farfar.
Pada adegan ke 18, para tersangka masuk ke dalam lima mobil yang telah disiapkan untuk menuju ke green Lake City.
Kemudian pada adegan ke-19, Daniel Farfar kembali mendapatkan telepon dari John Kei.
"Daniel Farfar dapat telepon dari John Kei menanyakan apakahan anak-anak sudah pergi (melakukan eksekusi terhadap Nus Kei). Selanjutnya dijawab oleh Saudara Farfar 'sudah jalan'," ucap Kanit Resmob 1 Polda Metro Jaya, Kompol Reza Pahlevi, di Arcici Cempaka Putih, Senin (6/7/2020).
Lokasi rekonstruksi dipadati warga yang ingin menonton
Berdasarkan pengamatan jurnalis Wartakotalive.com di lokasi rekonstruksi, rombongan Polda Metro Jaya dan puluhan tersangka lainnya datang sekitar pukul 14.40 WIB.
Rombongan menggunakan dua bus mobil tahanan dan dua kendaraan besar polisi lainnya.
Warga juga nampak memadati lokasi rekontruksi untuk menyaksikan proses bagaimana John Kei dan kelompoknya menyusun strategi penyerangan.
Oleh karena itu, polisi memasang tanda batas agar warga tidak bisa mendekat lebih jauh ke lokasi rekontruksi.