Ratusan Gajah Mati Misterius, Peneliti: Ini Bencana Konservasi, Negara Gagal Lindungi Satwa Berharga

Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gajah. 350 gajah ditemukan mati misterius di Delta Okavongo, Botswana. Penenilti menyebut kasus ini tidak ditangani dengan baik oleh otoritas setempat. Padahal gajah-gajah ini merupakan penyumbang GDP terbesar kedua di Botswana. Sehingga para peneliti mengatakan Botswana gagal melindingi aset berharga negara tersebut.

Beberapa diantaranya sebelumnya mengalami gejala malnutrisi yaitu terlihat lemas dan kurus.

Meski dikatakan telah ditemukan 350-an bangkai gajag, peneliti meyakini masih banyak lainnya yang belum ditemukan.

Beberapa waktu lalu, sianida yang biasa digunakan para pemburu meracuni hewan dikatakan sebagai dalang dalam kasus ini.

Namun gejala penyebab kematian gajah-gajah tersebut bukan berasal dari keracunan sianida.

"Kasus ini belum bisa diatakan sebagai kasus kematian alami, semuanya tetap perlu dilakukan penyelidikan leboh lanjut," kata McCann.

Tak hanya itu, peneliti juga sempat menunjuk Covid-19 sebagai sebab kematian.

Namun kemungkinan tersebut sangat kecil.

Gajah merupakan berliannya Botswana

Bangkai gajah yang ditemukan jatuh di bagian kepala. Penduduk setempat mengatakan beberapa gajah berjalan berputar-putar sebelum roboh. Peneliti mengatakan hal tersebut terjadi karena gajah mati mendadak dan dimungkinkan karena adanya gangguan neurologis (BBC)

Gajah di Botswana terutama di sekitar Delta Okavango memiliki populasi sekitar 15 ribu ekor.

Gajah tersebut menjadi satu dari sumber ekonomi dari sektor pariwisata sebesar 10-12 persen GDP Botsana.

Angka tersebut berarti gajah menjadi sumber GDP terbanyak kedua setelah berlian.

"Gajah-gajah ini adalah aset negara. Mereka ada berliannya Delta Okavango," kata McCann.

"Ini adalah kasus bencana konservasi, yang membuktikan bahwa negara (Botswana) gagal melindungi aset berharganya," lanjut McCann.

Hingga saat ini otoritas setempat telah mengatakan akan melindungi gading yang tersisa dari jasad gajah.

"Ada kekhawatiran nyata bahwa sampel untuk menyelidiki kematian para gajah terlambat diidentifikasi, sehingga nantinya kita tak punya cukup waktu untuk melakukan langah pencegahan," kata Mary Rice, direktur eksekutif Badan Investigasi Lingkungan di London.

"Kurangnya urgensi menjadi masalah nyata dan tidak mencerminkan tindakan seorang yang bertanggungjawab," kata Mary Race.

"Padahal sudah ada tawaran bantuan dari beberapa badan swasta, namun otoritas setempat seolah tuli dan tak peduli. Sekarang jumlah kematian gajah akan terus bertambah, terus terang, hal ini sangat mengejutkan," lanjutnya.

Penyelidikan terhambat pandemi Covid-19

Disisi lain, dokter Cyril Taolo, pejabat dari departemen margasatwa dan taman nasional Botswana memberikan keterangannya pada The Guardian.

Taolo mengatakan bahwa pihakny telah mengetahui dan menyelidiki kasus kematian mendadak ratusan gajah itu.

Halaman
123


Penulis: Maghita Primastya Handayani
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer