Dilansir Tribunnewswiki dari CNN (2/7/2020), orang yang tidur dengan pasangannya di ranjang yang sama lebih bisa mencapai fase tidur lelap atau eye movement sleep (REM).
Kondisi REM merupakan tahap paling penting ketika tidur.
Dalam fase ini diperlukan tubuh guna menajamkan ingatan, mengatur emosi, hingga memecahkan masalah.
Baca: Viral, Terjebak di Dalam KRL karena Ketiduran, Penumpang ini Minta Tolong Lewat Twitter
Baca: Pikirkan Nasib Karyawan Geprek Bensu, Ruben Sempat Stres dan Tak Bisa Tidur: Kenapa Beritanya Gini?
Pasangan yang tidur bersama dengan pasangannya mempunyai fase tidur nyenyak yang lebih lama serta jarang terganggu daripada orang yang tidur sendirian.
Tidur bersama pasangan juga dapat menyamakan pola tidur masing-masing.
Kondisi ini menjadi bagian dari tanda kepuasan sebuah hubungan.
Jurnal Frontiers in Psychiatry menerbitkan sebuah studi kecil yang mengamati kebiasaan tidur 12 pasangan dalam kondisi tubuh sehat.
Mereka diminta tidur bersama pasangan masing-masing di laboratorium khusus dengan dipantau aktivitas tidurnya selama empat malam.
Para peserta penelitian ini dipasangi alat polisomnografi.
Baca: Tips Hindari Iritasi Kulit Wajah Akibat Gunakan Masker Dalam Waktu yang Lama
Alat ini bisa memantau aktivitas gelombang otak, pernapasan, ketegangan otot, jantung, hingga gerakan ketika tidur.
Hasil penelitian menunjukkan, pasangan yang tidur bersama kualitas tidurnya lebih baik sebab lebih nyenyak.
Kendati sebagai pasangan cenderung menggerakkan tungkai kakinya ketika tidur, namun otaknya tetap beristirahat.
Peneliti Dr. Henning Johannes Drews dari Christian-Albrechts-Universität Jerman menerangkan tidur bersama pasangan bisa membuat tidur lebih nyenyak.
"Tidur dengan pasangan bikin tidur lebih nyenyak, bisa meningkatkan kesehatan mental," jelas dia.
Sebagian orang didapati mengalami susah tidur nyenyak di malam hari.
Penyebab susah tidur nyenyak ini dipicu beberapa faktor.