Program itu diikuti oleh ratusan anak putus sekolah di Kota Surabaya, yang tak jarang terkendala biaya.
Suasana seketika langsung hening saat Tri Rismaharini sujud dan berurai air mata di hadapan tamu undangan yang hadir.
Baca: Jokowi Berikan Tenggat Waktu 2 Minggu untuk Jatim Turunkan Angka Covid-19, Begini Tanggapan Risma
Tri Rismaharini tak henti-hentinya menangis di atas podium sembari menyampaikan sambutan.
Kata terima kasih sering keluar dari perempuan yang sudah hampir 10 tahun memimpin Kota Surabaya ini.
"Terima kasih sekali bapak," kata Risma sesenggukan.
Menurut Risma, anak yang putus sekolah bukan tak mungkin bisa melakukan tindakan kejahatan.
Hal itu, kata dia, jika anak yang putus sekolah tidak diarahkan secara maksimal.
Dirinya mengaku bersyukur dengan kesempatan yang diberikan kepada anak Surabaya itu.
Risma mengatakan, seluruh anak Surabaya merupakan anaknya.
Ia juga menyebut bahwa mereka masih berada di bawah tanggung jawab dirinya, termasuk anak putus sekolah.
"Mereka adalah anak saya. Siapapun mereka adalah tanggung jawab saya," kata dia.
"Matur suwun sekali karena bapak ibu sekalian telah memberi kesempatan pada anak saya," ujar Risma.
Risma juga pernah bersujud di depan umum. Itu terjadi setelah adanya aksi teror bom di Surabaya tahun 2018 lalu.
Munculnya sejumlah aksi teror di Surabaya, membuat masyarakat merasakan duka yang mendalam.
Hal ini terutama dirasakan oleh Risma.
Berulang kali, sosoknya ikut menyambangi TKP peledakan bom atau baku tembak antar polisi dan terduga teroris.
Risma datangi lokasi baku tembak di Jalan Sikatan, Manukan Wetan, Surabaya, pada Selasa (15/5/2018).
Pantauan TribunJatim.com, Risma berusaha memakai rompi anti peluru oleh polisi.
Risma datang bersamaan dengan diledakkannya bom oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri.
Tak hanya itu, Risma juga menyambangi TKP tiga gereja di Surabaya hingga rumah duka para korban ledakan bom.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makna Sujud Risma kepada Dokter Menurut Ketua DPRD Surabaya"