Dengan begitu, partai akan melakukan berbagai manuver untuk mencegah kadernya terkena reshuffle.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menilai, dipublikasikannya video yang merekam kejengkelan Presiden Joko Widodo terhadap anggota kabinet merupakan strategi komunikasi politik.
"Itu strategi komunikasi politik Istana agar menteri bekerja keras dan agar para menteri tidak bisa tidur. Karena takut direshuffle (diganti)," ujar Ujang.
Selain itu, Ujang juga mencatat ada poin Jokowi ingin menekankan kinerja menteri-menteri harus seirama dengan Presiden.
Jokowi tidak ingin saat dirinya menerapkan kebijakan tertentu, menterinya malah melakukan hal berbeda.
Dia pun melihat selama ini para menteri Kabinet Indonesia Maju tidak bisa menerjemahkan keinginan Presiden.
Ujang sekaligus menilai, apa yang dilakukan Istana sebagai strategi komunikasi ke dunia internasional.
Tujuannya, menegaskan kepada dunia bahwa Indonesia serius dalam menangani pandemi virus corona.
Baca: Kemarahan Jokowi Disebut Seperti Drama Korea, Rocky Gerung: Anggap Saja Drakor Istana
Sedangkan Kepala Badan Komunikasi Strategi DPP Partai Demokrat Ossy Dermawan mempertanyakan, mengapa video tersebut baru dipublikasikan kepada publik 10 hari setelah kejadian.
Ossy mengatakan, sikap Presiden Jokowi yang jengkel dengan kinerja para menteri adalah urusan dapur dan internal kepala negara dengan jajaran kabinetnya.
Oleh karenanya, Ossy menyebut, tidak heran banyak pihak yang berpendapat video itu adalah upaya Presiden Jokowi menutupi kegagalan bawahannya sekaligus sebagai sebuah pencitraan.
"Ada pula kalangan yang menganggapnya sebagai pencitraan belaka. Ini yang menarik. Tentunya saya tidak memiliki jawaban pastinya," ujar dia.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan, sejak awal Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan para menteri untuk serius dalam menangani pandemi Covid-19. Sebab, masalah ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
"Karena itulah setiap jajaran kabinet seharusnya memiliki sense of crisis, berani mengambil tanggung jawab melalui kebijakan terobosan untuk membantu rakyat," kata Hasto.
Hasto mengatakan, dalam kondisi genting pandemi Covid-19 ini, secara otomatis fungsi koordinasi antar kementerian harus dikedepankan.
Ia menilai, ada anggota kabinet yang cenderung mencari aman sehingga Presiden Joko Widodo melakukan evaluasi kinerja para menteri.
Baca: Sejumlah Kalangan Dukung Jokowi Segera Lakukan Reshuffle Kabinet, Sebut Ada Menteri Cari Aman
Sementara itu, Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Bey Machmudin mengungkapkan, pihaknya memiliki alasan sendiri kenapa baru merilis video kemarahan Jokowi 10 hari setelah rapat paripurna berlangsung.
Bey beralasan video itu memang awalnya tak akan dirilis karena sidang paripurna bersifat internal atau tertutup.
Namun, Biro Pers Istana menilai pernyataan Presiden dalam rapat tertutup itu penting untuk dipublikasikan.