Memprotes Ujaran Trump, Starbucks dan Coca-Cola Ikut Memboikot Iklan di Facebook

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Coca-Cola. Starbucks dan Coca-Cola menarik iklan mereka dari Facebook sebagai bentuk protes atas ujaran kebencian Trump di platform media sosial itu

Meninggalnya seorang warga Amerika Serikat berkulit hitam, George Floyd, telah membangkitkan solidaritas nasional dan internasional untuk menghentikan segala aksi rasisme baik secara tindakan ataupun verbal.

Demonstrasi pun masih terjadi hingga hari-hari ini di Amerika Serikat dan telah menyebar hampir diseluruh negara bagian.

Namun, di tengah situasi genting terkait persoalan rasial, Presiden Amerika Serikat Donald Trump justru membuat blunder fatal.

Donald Trump pada Minggu (28/6/2020) justru kedapatan mengunggah video tentang "white power" di Twitter, tapi kemudian menghapusnya.

Video itu berisi saling balas cemoohan antara demonstran anti-Trump dan para pendukungnya, ketika seorang pria meneriakkan "white power" secara lantang.

"Terima kasih kepada orang-orang hebat di The Villages," tulis Trump di caption video Minggu (28/6/2020) lalu.

 

Orang-orang berlarian dengan membawa barang-barang yang dijarah di sebuah toko pakaian di pusat kota Long Beach, California, Amerika Serikat pada (31/5/2020) dalam aksi protes menentang kematian George Floyd. George Floyd seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal ketika ditangkap dan lehernya dijepit ke tanah menggunakan lutut oleh seorang petugas kepolisian Minneapolis, Minnesota. (AFP/Apu GOMES)

The Villages merupakan destinasi liburan yang berlokasi di Sumter County, Florida, AS.

"Radikal Kiri Tidak Melakukan Apa-apa Demokrat Akan Jatuh di Musim Gugur," lanjut caption tersebut.

Video itu tampaknya direkam di sebuah kelompok pensiunan Florida.

Terlihat seorang pria mengendarai mobil golf bertuliskan "Trump 2020" dan "America First", yang diteriaki "rasis" oleh demonstran di pinggir jalan.

Ketika mereka saling berteriak, salah satu pengemudi mobil golf berulang kali mengucapkan kata-kata "white power" sembari mengepalkan tangan.

"White power! Ini dia, white power."

"Apakah kamu mendengarnya?" balas teriakan demonstran.

Istilah "white power" identik dengan supremasi ras kulit putih atau kaukasian.

Istilah ini dianut oleh neo-Nazi, kaum skinhead, dan para anggota Ku Klux Klan.

Trump mengunggah videonya sekitar pukul 07.30 pagi waktu setempat, dan pada pukul 11.00 video itu dihapus.

Tak lama kemudian Gedung Putih mengeluarkan pernyataan, presiden tidak mendengar teriakan "white power" sebelum mengunggah video.

"Presiden Trump adalah penggemar berat The Villages."

"Dia tidak mendengar pernyataan yang ada di video," kata juru bicara Gedung Putih Judd Deere dikutip dari AFP.

"Apa yang diihatnya adalah antusiasme yang luar biasa dari banyak pendukungnya."

Baca: Positif Covid-19 Tembus 2 juta Orang di Amerika Serikat, Donald Trump Tetap Gelar Kampanye Capres

Baca: Terima Komplain, Twitter dan Facebook Hapus Video Tim Kampanye Donald Trump tentang George Floyd

Halaman
123


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer