Tuding China Sebarkan Virus Corona Ke Amerika, Pejabat Gedung Putih: Hubungan Dagang Berakhir

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - WASHINGTON, DC - MEI 06: Ketika pandemi coronavirus novel berlanjut di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump berbicara kepada para wartawan setelah menandatangani proklamasi menghormati Hari Perawat Nasional di Kantor Oval di Gedung Putih di Gedung Putih 06 Mei 2020 di Washington, DC. Dengan lebih dari satu juta orang di Amerika Serikat terinfeksi COVID-19 dan puluhan ribu orang meninggal karena virus, perawat telah berada di garis depan perawatan untuk pasien di seluruh negeri.

Meski Hakim Laberth menyimpulkan Bolton melanggar kewajiban untuk melakukan peninjauan, dia tetap menolak permintaan pemerintah.

"Dengan mengambil sendiri untuk menerbitkan bukunya tanpa mendapatkan persetujuan akhir dari otoritas intelijen nasional, Bolton mungkin memang telah menyebabkan negara mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki," tulisnya.

Hakim menyinggung, meski penghentian dilakukan, salinan buku masih bisa beredar uas di internet.

Isi Buku John Bolton

Pengakuan mengejutkan dibuat oleh Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, seperti diberitakan Washington Post, Kamis (18/6/2020).

John Bolton mengklaim, Trump berafiliasi dengan Presiden China Xi Jinping agar menang dalam Pemilu AS.

Jika klaim ini benar, maka keadaan menjadi klise.

Pasalnya Trump dan Xi yang sering serang di media, justru punya hubungan khusus di belakang.

ILUSTRASI - Arsip foto memperlihatkan Presiden AS, Donald Trump, tersenyum saat akan menyampaikan pidato pembukaan pada Upacara Wisuda Akademi Militer AS 2020 di West Point, New York, 13 Juni 2020. Donald Trump berusia 74 tahun pada 14 Juni 2020. (Photo by Nicholas Kamm / AFP)

Baca: UU tentang Uighur Diteken oleh Donald Trump, Reaksi China: Kami Akan Ambil Tindakan Balasan

Pertama, John Bolton membahas soal pembelian produk pertanian AS oleh China.

Menurutnya, Trump meminta hal itu pada Xi Jinping dalam sebuah jamuan makan malam tahun lalu.

Konon hal itu bisa membantu mendongkrak suara untuk Trump.

"Dia menekankan pentingnya petani, dan meningkatkan pembelian kedelai dan gandum di China dalam hasil pemilihan," kata Bolton.

Klaim-klaim itu diungkapkan Bolton dalam sebuah buku yang dijadwalkan dirilis pada minggu depan.

"Dia kemudian, secara menakjubkan, mengalihkan pembicaraan ke A.S. yang akan datang pemilihan presiden, mengacu pada kemampuan ekonomi China untuk mempengaruhi kampanye yang sedang berlangsung, memohon kepada Xi untuk memastikan dia akan menang," Bolton menulis.

ILUSTRASI - Presiden Cina Xi Jinping berpidato di pertemuan virtual Majelis Kesehatan Dunia pada hari Senin. Foto: AFP (AFP)

Baca: Konflik India-China: Pasca Bentrok 3 Hari, Pasukan China Bebaskan 10 Tentara India

Secara terang-terangan, Bolton juga menyinggung soal bantuan keamanan AS ke Ukraina.

Trump bersedia memberikan bantuan itu dengan syarat Ukraina melakukan penyelidikan Joe Biden dan keluaranya.

Informasi-informasi yang tertulis dalam buku itu dinilai sangat rahasia dan bisa mempertaruhkan keamanan nasional AS.

Informasi rahasia yang dibeberkan Bolton tak habis sampai di situ.

Konon, dalam sebuah pertemuan, Xi mengatakan kepada Trump tentang pembangunan kamp di Uighur yang bisa menampung sejuta muslim.

Bolton menyebut Donald Trump menyetujui rencana Xi Jinping.

"Trump mengatakan bahwa Xi harus melanjutkan pembangunan kamp-kamp, ​​yang menurut Trump adalah hal yang tepat untuk dilakukan."

Halaman
123


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer