Penerbitan Buku John Bolton Buat Donald Trump Geram, Menlu AS: Pengkhianat Perusak Amerika

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - WASHINGTON, DC - MEI 06: Ketika pandemi coronavirus novel berlanjut di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump berbicara kepada para wartawan setelah menandatangani proklamasi menghormati Hari Perawat Nasional di Kantor Oval di Gedung Putih di Gedung Putih 06 Mei 2020 di Washington, DC. Dengan lebih dari satu juta orang di Amerika Serikat terinfeksi COVID-19 dan puluhan ribu orang meninggal karena virus, perawat telah berada di garis depan perawatan untuk pasien di seluruh negeri.

Konon hal itu bisa membantu mendongkrak suara untuk Trump.

"Dia menekankan pentingnya petani, dan meningkatkan pembelian kedelai dan gandum di China dalam hasil pemilihan," kata Bolton.

Klaim-klaim itu diungkapkan Bolton dalam sebuah buku yang dijadwalkan dirilis pada minggu depan.

"Dia kemudian, secara menakjubkan, mengalihkan pembicaraan ke A.S. yang akan datang pemilihan presiden, mengacu pada kemampuan ekonomi China untuk mempengaruhi kampanye yang sedang berlangsung, memohon kepada Xi untuk memastikan dia akan menang," Bolton menulis.

ILUSTRASI - Presiden Cina Xi Jinping berpidato di pertemuan virtual Majelis Kesehatan Dunia pada hari Senin. Foto: AFP (AFP)

Baca: Konflik India-China: Pasca Bentrok 3 Hari, Pasukan China Bebaskan 10 Tentara India

Secara terang-terangan, Bolton juga menyinggung soal bantuan keamanan AS ke Ukraina.

Trump bersedia memberikan bantuan itu dengan syarat Ukraina melakukan penyelidikan Joe Biden dan keluarganya.

Informasi-informasi yang tertulis dalam buku itu dinilai sangat rahasia dan bisa mempertaruhkan keamanan nasional AS.

Informasi rahasia yang dibeberkan Bolton tak habis sampai di situ.

Konon, dalam sebuah pertemuan, Xi mengatakan kepada Trump tentang pembangunan kamp di Uighur yang bisa menampung sejuta muslim.

Bolton menyebut Donald Trump menyetujui rencana Xi Jinping.

"Trump mengatakan bahwa Xi harus melanjutkan pembangunan kamp-kamp, ​​yang menurut Trump adalah hal yang tepat untuk dilakukan."

Washington Post yang menerima memoar setebal 592 halaman itu menilai, tulisan Bolton merupakan pembedahan paling kritis terhadap presiden.

Pengacara Bolton: Tak Mengandung Rahasia

Departemen Kehakiman meminta perintah darurat dari seorang hakim untuk memblokir penerbitan buku itu, pada Rabu malam.

Kayleigh McEnany, sekretaris pers Gedung Putih, mengatakan pada hari Rabu bahwa buku itu masih berisi informasi rahasia.

Namun, hal yang berbeda dikatakan pihak John Bolton.

Pengacara Bolton mengatakan buku itu tidak mengandung bahan rahasia dan itu mengalami proses peninjauan yang sulit.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer