Titin mengatakan jika saat ini pihak Dinas Kesehatan Kota Serang akan melakukan sosialisasi soal rencana pelaksanaan rapid test di lingkungan Kelurahan Mesjid Priyayi.
Namun, isu yang berkembang adalah rapid test akan dilakukan dari rumah ke rumah.
Baca: Banyak yang Salah Kaprah, Hasil Rapid Test Non-Reaktif Tak Selalu Tunjukkan Orang Negatif Covid-19
Baca: Pasien BPJS yang Terindikasi Covid-19 Harus Bayar Rapid Test? Begini Penjelasannya!
Sehingga banyak warga yang melarikan diri agar tidak dimintai untuk melakukan rapid test.
"Karena ada provokatornya juga, salah satu warga yang menghasut warga untuk menolak rapid test, sempat demo juga ke kelurahan menolak rapid test," kata Titin.
Dari keterangan yang dibeberkan oleh Titin, warga yang kabur rata-rata kaum perempuan.
Mereka kabur pada Minggu malam, lantaran Senin paginya akan dilakukan sosialisasi.
"Kabur ada yang sendiri-sendiri, ada yang rombongan. Pokoknya keluar dari wilayah Mesjid Priyayi. Bahkan saya dengar kabar ada orang tua yang sakit juga ditarik-tarik mengungsi, mereka nyarter kopas (angkot)," kata Titin.
Salah seorang warga yang tidak mau disebut namanya pengatakan jika banyak orang kabur saat akan dilakukan rapid test disebabkan karena kurangnya sosialisasi terkait rapid tes dari pihak terkait.
“Seharusnya ada yang menjelaskan kepada masyarakat bahwa rapid test ini tidak akan menyengsarakan mereka. Ini demi kebaikan bersama,” katanya.
Ia pun mengaku jika dirinya sudah mencoba menjelaskan kepada warga yang lain, namun banyak yang tidak mau mendengarkannya.
“Saya sudah mencoba menenangkan, tapi kan masyarakat tidak peduli, saya bukan siapa-siapa. Sekarang ini tersisa para pemuda dan bapak-bapak saja untuk berjaga. Kalau yang anak-anak, perempuan dan yang sakit sudah diungsikan,” katanya.
Akhirnya, pihak Dinas Kesehatan dan pemerintah setempat kemudian tetap melakukan sosialisasi.
Warga yang sebelumnya kabur, akhirnya pulang ke rumah setelah mendapat informasi yang sebenarnya terkait rapid test.
Titin pun meluruskan jika rapid test akan digelar di Kelurahan Mesjid Priyayi, namun tidak dilaksanakan door to door melainkan dikhususkan untuk petugas kelurahan dan juga warga yang sukarela mengikuti rapid test.
Baca: Risma Klaim Jumlah Warga Reaktif Rapid Test Alami Penurunan dan Berjanji Cegah Penyebaran Covid-19
Baca: 5 Dari 31 Pelaku yang Ambil Paksa Jenazah PDP Covid-19 di Makassar Reaktif Rapid Test
Kata dia, rapid test yang digelar merupakan program Pemerintah Kota Serang untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19.
Rapid test di Kelurahan Mesjid Priyayi, akhirnya tetap dilaksanakan sesuai jadwal di Puskesmas Pembantu (Pustu) pada Kamis (19/6/2020).
Terdapat 45 warga yang ikut serta dimana seluruh hasilnya nonreaktif
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duduk Perkara Warga Dua Kampung di Banten Mengungsi karena Takut Rapid Test" dan "Anggap Corona Penyakit Bohongan, Puluhan Warga Ini Tolak Rapid Test"