Hingga Senin (16/5/2020), terdapat 75.000 pekerja migran yang tinggal di asrama tersebut.
Dexamethasone sebagai obat yang terbukti ampuh sembuhkan pasien Covid-19 dengan gejala parah
Pandemi yang masih belum usai bahkan terus bertambah kasusnya di berbagai negara sedikit bisa bernapas lega.
Pasalnya, terobosan baru pengobatan Covid-19 berhasil ditemukan di Inggris.
Berdasarkan hasil penelitian dari tim asal Universitas Oxford menemukan bahwa terdapat obat yang ampuh sembuhkan Covid-19.
Obat tersebut adalah dexamethasone atau deksametason.
Dikutip dari AFP dan CNN, deksametason memang bukan obat jenis baru.
Melainkan obat yang telah beredar di pasaran dengan harga terjangkau.
Dexamethasone merupakan obat anti-inflamasi dan biasa digunakan untuk mengurangi peradangan, meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Dexamethasone juga merupakan steroid berdosis rendah yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai reaksi alergi, rheumatoid arthritis dan asma.
Dexamethasone juga biasa digunakan untuk penderita gangguan darah, hormon, serta sistem kekebalan tubuh.
Bahkan dexamethasone bisa digunakan untuk pengobatan gangguan usus maupun kanker tertentu.
Untuk membuktikan keampuhan dexamethasone bisa sembuhkan Covid-19, tim dari Universitas Oxford melakukan penelitian pada lebih dari 2 ribu pasien.
Penelitian dijelaskan lebih lanjut oleh Martin Landray, wakil kepala penyelidik persidangan dan seorang profesor di Universitas Oxford seperti yang diberitakan di CNN.
Selasa, (16/6/2020) dua orang dari tim peneliti termasuk Landray membuat konferensi pers virtual untuk menginformasikan pada publik mengenai temuan mereka.
Penelitian yang dilaksanakan selama 10 hari dengan memberikan dexamethasone dosis rendah yaitu 6mg/hari per pasien.
Hasilnya, dosis rendah dexamethasone bisa kurangi risiko kematian hingga sepertiga dari pasien Covid-19 dengan ventilator.
"Hasil penggunaan dexamethasone ini sangat signifikan secara statistik," jelas Landray.
Sedangkan risiko kematian bagi pasien yang menggunakan tabung oksigen dapat diturunkan secara signifikan hingga seperlima pasien Covid-19.