Dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis Sabtu (13/6/2020) seperti dikutip Reuters, PBOC telah menyetujui lisensi untuk Express (Hangzhou) Technology Services Co yakni perusahaan kartu kredit patungan antara American Express dan LianLian DigiTech Co Ltd.
Langkah itu mencerminkan China terus membuka industri keuangannya. Hal ini secara efektif membuka pintu bagi perusahaan AS ke pasar pembayaran China yang sangat besar, yang diperkirakan bernilai US$ 27 triliun.
Menurut pernyataan tersebut, operasi harus dimulai dalam waktu enam bulan sejak tanggal penerbitan lisensi.
"Ini adalah contoh spesifik lain dari China yang memperluas, membuka dan memperdalam reformasi sisi pasokan di sektor keuangan," kata PBC dalam pernyataan itu, mencatat bahwa langkah itu kondusif untuk meningkatkan layanan pembayaran China dan internasionalisasi yuan.
Dalam sebuah pernyataan, American Express menyatakan akan mulai memproses transaksi akhir tahun ini.
"Kami senang menjadi perusahaan asing pertama yang menerima lisensi ini."
"Persetujuan ini merupakan langkah maju yang penting dalam strategi pertumbuhan jangka panjang kami dan merupakan momen bersejarah," kata Stephen J. Squeri, ketua dan CEO American Express, dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip dari Global Times.
Meski menjadi yang pertama dalam menerima lisensi izin pembayaran, American Express bukanlah satu-satunya lembaga keuangan AS yang diizinkan memasuki pasar keuangan China yang bernilai US$ 45 triliun.
Analis mengatakan, pernyataan tersebut menandakan bahwa langkah-langkah pembukaan lebih lanjut di sektor keuangan dan sektor lain dapat mengikuti, terlepas dari apa yang dikatakan atau dilakukan AS tentang China dan perusahaan China.
"Penting untuk ditekankan bahwa ketika membuka sektor keuangan cocok dengan kesepakatan fase satu, itu lebih merupakan langkah proaktif dengan kecepatan kita sendiri," Gao Lingyun, seorang ahli di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok di Beijing yang mengikuti dengan cermat pembicaraan perdagangan China-AS, kepada Global Times pada hari Minggu.
Gao juga menambahkan, dengan menyambut perusahaan-perusahaan AS yang berkualitas ke pasar China tidak berarti bahwa China tidak akan menanggapi tindakan AS yang telah atau akan merusak kepentingan ekonomi China.
"Jika AS menindaklanjuti semua ancamannya untuk melukai perusahaan-perusahaan China, China pasti akan mengambil tindakan balasan serta untuk membantu perusahaan-perusahaan yang terkena dampak itu," katanya.
Artikel ini sebagian sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Melunak, AS izinkan perusahaan Amerika berbisnis kembali dengan Huawei.