Dikatakan kecanduan sebab berupa keinginan atau perilaku yang sulit dikontrol hingg berdampak negatif pada kesehatan, pekerjaan, relasi dengan orang lain, dan aspek-aspek kehidupan lainnya.
Lantas, seperti apa ciri-ciri orang yang mengalami hiperseksual?
Baca: Menjawab Mitos Wanita Berbulu Lebat Punya Gairah Seksual Tinggi, Benarkah? Ini Penjelasannya
Baca: 7 Kiat Ampuh Atasi Rasa Takut untuk Berhubungan Seks Bagi Pasangan yang Sudah Menikah
Dikutip Tribunnewswiki dari Kompas.com dan telah merangkumnya untuk anda:
- Ketidakmampuan untuk menahan dorongan seksual.
- Tidak mampu menghormati batasan yang diterapkan oleh orang yang menjadi obyek dorongan seksualnya.
- Terobsesi untuk menarik hati orang lain, sensasi jatuh cinta, dan memulai relasi romantis yang baru. Akibatnya, penderita selalu gagal dalam menjaga hubungan dengan pasangan.
- Tidak adanya keterikatan ketika melakukan hubungan intim, sehingga tidak mampu memberi kepuasan emosional.
- Merasa sangat terdorong untuk melakukan aktivitas seks tertentu.
- Merasakan hilangnya perasaan tertekan setelah melakukannya, tetapi sekaligus merasa malu dan menyesal.
- Terus melakukan aktivitas seksual meskipun ada konsekuensi yang serius dari aktivitas tersebut, seperti tertular infeksi menular seksual, putus hubungan dengan pasangan, menjadi skandal di tempat kerja, bahkan terlibat masalah hukum.
- Menghabiskan waktu dan tenaga yang berlebihan hanya demi memenuhi dorongan seksual dan memenuhi fantasi seksual yang intens.
- Mengorbankan relasi sosial, pekerjaan, atau aktivitas rekreasi yang lain demi memenuhi dorongan seksual.
- Ketika dorongan seksual tidak terpenuhi, timbul perasaan cemas, tertekan, gelisah, bahkan perilaku agresif.
- Menggunakan aktivitas seksual sebagai pelarian dari masalah-masalah lain, misalnya kesepian, depresi, stres, dan kecemasan.
Baca: Berhubungan Intim Kala Pandemi Perlu Gunakan Masker Demi Cegah Penularan Corona, Ini Penjelasannnya
Pengidap hiperseksual, entah seorang pria ataupun wanita, biasanya tidak menyadari jika dirinya menderita gangguan hiperseksual ini.
Oleh sebab itu, dibutuhkan bantuan dari orang-orang di lingkungan sekitarnya untuk menyadarkan penderita.
Selain itu juga membujuknya untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis jiwa atau psikolog.
Itulah yang menjadi sebab, mengetahui ciri-ciri seorang hiperseksual, penting, baik bagi pengidapnya maupun orang-orang terdekatnya, supaya bisa membantu mengobatinya.
Penderita senjutnya akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis serta tingkat keparahan kondisi yang dialami.
Dokter juga akan membedakan apakah pasien benar-benar menunjukkan perilaku hiperseksual atau sekedar mengalami libido yang tinggi.
Baca: Pria Wajib Tahu, Inilah Penyebab Libido Rendah pada Wanita dan Cara Mengatasinya
Hiperseksual dan mempunyai libido tinggi memang seringkali dianggap sama.
Nyatanya, terdapat perbedaan antara hiperseksual dari kondisi gairah seks yang tinggi:
- Pengidap hiperseksual umumnya tidak dapat mengendalikan dorongan dan perilaku seksualnya.
- Pengidap hiperseksual akan tetap melakukan aktivitas seksual meskipun berbahaya atau membawa konsekuensi negatif.
- Lelaki dan perempuan yang memiliki libido tinggi memang memiliki ketertarikan seksual pada orang lain, tapi bukan hanya itu yang menjadi fokus mereka.
Bukan cuma libido libido pria saja, namun gairah seksual wanita juga dapat terganggu.
Satu diantara jenis gangguan libido pada wanita, adalah hypoactive sexual desire disorder (HSDD).
Kondisi di atas menyebabkan kurangnya minat wanita pada seks.
Dengan berjalannya waktu, seseorang sebetulnya mengalami perubahan akan gairan seksual.
Baca: Sederet Manfaat Seks di Pagi Hari yang Bermanfaat untuk Kesehatan, Lebih Bahagia dan Fresh
- Masalah seksual. Ketika kamu mengalami rasa sakit saat berhubungan seks atau tidak dapat orgasme, maka dapat mengurangi keinginan untuk berhubungan seks.
- Penyakit medis. Berbagai penyakit medis tertentu, seperti radang sendi, kanker, diabetes, dan hipertensi (tekanan darah tinggi) dapat memengaruhi dorongan seks.
- Obat-obatan tertentu. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, terutama antidepresan diketahui dapat menurunkan hasrat seksual.
- Gaya hidup yang buruk. Merokok atau minum alkohol berlebihan dapat membuat gairah seks menjadi tumpul. Melakukan gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan gairah seks dan menyehatkan tubuh.
- Kelelahan. Kelelahan juga dapat berkontribusi pada dorongan seks yang rendah.
- Perubahan hormon. Libido rendah dapat disebabkan oleh perubahan hormon yang terjadi akibat penggunaan pil KB, menopause maupun hamil atau menyusui. Ini dapat memengaruhi hormon testosteron.
- Masalah dengan pasangan. Kehilangan libido pada wanita juga dapat disebkan oleh pasangan yang mengalami disfungsi ereksi.
- Masalah psikologi. Stres, tidak percaya diri, dan depresi dapat memengaruhi suasana hati yang menyebabkan terjadinya penurunan libido.
Sedangkan, apabila kamu mempunyai libido tinggi maka kamu wajib bisa mengendalikannya dengan baik supaya kehidupan berjalan dengan lancar.