Risma menuturkan, sampai saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih gencar menggelar tes swab dan rapid test di sejumlah titik.
Pihaknya bersama Kapolda Jatim, Irjen Pol Muhammad Fadil Imran akan meluncurkan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo di kawasan Tanjung Perak.
Sampai saat ini, kurang lebih ada sekitar 350 Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.
"Kami akan segera me-lauching 350 Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Mal Tangguh, Pasar Tangguh, dan Tempat Ibadah Tangguh serta Industri Tangguh," kata Risma.
Nantinya, Risma juga akan meluncurkan Sekolah Tangguh di Surabaya.
"Meskipun belum masuk sekolah, tapi kami berkomunikasi dengan sekolah dan para wali murid untuk menyiapkan protokol tersebut," ujar Risma.
Risma menegaskan berakhirnya PSBB bukan berarti wabah corona telah usai.
Saat ini, masih ada pasien yang menjalani perawatan. Tenaga medis pun terus berjuang untuk menyembuhkan pasien yang terinfeksi Covid-19 di rumah sakit.
"Jangan ditambah lagi, hanya karena kita tidak disiplin. Kita harus selalu disiplin, tolong ini diperhatikan. Saya sudah membuat protokol kesehatan untuk semua tempat, tolong diikuti dan dipatuhi. Ayo kita perkuat Kampung Wani Jogo Suroboyo untuk menjaga diri kita dan tetangga kita," katanya, Senin (8/6/2020).
Selain itu, dalam jumpa pers usai mengikuti rapat evaluasi PSBB di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Risma mengucapkan terima kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Dirinya berkomitmen untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan lebih menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan detail.
"Kalau kemarin banyak yang mengeluh ke saya ingin kehidupan normal tapi dengan protokol kesehatan ketat. Ayo kita lakukan. Kita harus jaga kepercayaan itu dan tidak boleh sembrono," kata Risma saat menggelar jumpa pers di rumah dinasnya, Senin malam, dilansir dari Antara.
Baca: Tak Bisa Selalu Andalkan Mobil PCR dari BIN dan BNPB, Tri Rismaharini Buat Laboratorium Swab Sendiri
Baca: Surabaya Jadi Zona Hitam Covid-19, Doni Monardo hingga Menkes Terawan Justru Sanjung Risma, Mengapa?
Sementara itu, menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono, keputusan berakhirnya PSBB di Surabaya Raya merupakan kesepakatan antara kepala daerah di Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Sidoarjo, Gubernur Jawa Timur Khofifah, menurut Heru, hanya berperan sebagai fasilitator.
"Gubernur Jawa Timur dalam hal ini hanya fasilitator saja," kata Heru.
Setelah kesepakatan tersebut, saat ini tiga daerah ini akan masuk masa transisi selama dua pekan sebelum penerapan konsep new normal.
Untuk aturan teknis penerapan masa transisi akan dibahas Khofifah bersama tiga kepala daerah di wilayah Surabaya Raya, Selasa (9/6/2020).
Regulasi yang dimaksud merupakan peraturan gubernur, peraturan wali kota, dan peraturan bupati.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risma Jatuh Pingsan Saat Pimpin Rapat, Putra Sulung: Kecapean Saja"