38 Hari Berjuang Bersama, Dua Perawat di Wuhan Cinta Lokasi dan Putuskan Menikah

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nianye (26), seorang perawat di Rumah Sakit Tradisinoal China dan Pengobatan Barat Zhenjiang, dan Zhang Hongtao yang juga bekerja sebagai perawat di Zhenjiang memutuskan menikah setelah 38 hari berjuang bersama di Wuhan.

Di tengah merebaknya virus yang mengakibatkan Covid-19, banyak acara publik yang terpaksa ditiadakan untuk meghindari kontak, termasuk pesta pernikahan.

Mereka yang nekat untuk tetap menggelar janji suci harus mengubah rencana mereka guna menghindarkan para tamu dari virus corona.

Baraa Amarneh dan suaminya, Imad Sharaf, memutuskan untuk menikah meski pun mempelai wanita berasal dari Bethlehem, pusat Covid-19.

Dilansir oleh AFP, Jumat (20/3/2020), sebagian besar dari 48 kasus penularan yang terjadi di Palestina tercatat di Region Bethlehem.

Sharaf mengatakan mereka memutuskan untuk tetap melangsungkan pernikahan tidak hanya karena mereka sudah merencanakannya selama berbulan-bulan.

Baca: Amerika Sebut China Berbohong soal Kemunculan Covid-19, Buktikan lewat Foto Satelit, WHO Kecolongan?

Baca: Kabar Baik, Pakar China Sebut Vaksin Virus Corona Siap Digunakan pada Akhir Tahun

FOTO: Ilustrasi Pernikahan (Unsplash - Samantha Gades / @srosinger3997)

Pria berusia 25 tahun itu juga ingin menunjukkan, agar warga Palestina bisa tetap melanjutkan meski terjadi wabah SARS-Cov-2.

Ucapan Sharaf merujuk kepada keputusan pemerintah kota tempat Yesus Kristus lahir untuk menerapkan lockdown. Setiap orang dilarang keluar selama dua pekan.

Sharaf, yang berasal dari desa dekat Hebron, sekitar 20 kilometer selatan Bethlehem, harus mengantongi izin khusus dari pihak berwenang.

Dia membutuhkan izin itu untuk menjemput pengantinnya, dan kemudian membawanya ke kampung halamannya lokasi pesta digelar.

Acara tersebut sedianya dihadiri bakal dihadiri puluhan tamu. Namun, mereka berimprovisasi dengan hanya dihadiri keluarga terdekat dan mengambil jarak aman.

"Karena kondisi penyebarannya, maka kami terpaksa melaksanakan pesta tanpa tamu. Dihadiri oleh keluarga saya dan keluarganya," papar Sharaf.

Dalam foto yang beredar, Amarneh tampak berjalan mengenakan gaun putih panjang berkerudung. Dia terlihat mengenakan masker.

Sharaf yang tampil dengan setelan hitam juga memakai masker, kacamata, dan sarung tangan. Amarneh kini harus menjalani isolasi selama 14 hari.

Tindakan itu harus dia ambil karena sudah meninggalkan wilayah lockdown, sehingga ada kekhawatiran jika dia terpapar virus corona.

Sharaf berkata dirinya tidak merpermalasahkan jika harus diam di rumah selama 14 hari. Malah, dia berujar akan menganggapnya seperti bulan madu.

"Kita berbicara tentang 14 hari. Saya tidak apa-apa jika harus menemaninya selama satu bulan atau bahkan lebih," ujar dia.

(TribunnewsWiki/Tyo/Kompas/Miranti Kencana Wirawan/Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tetap Menikah di Tengah Virus Corona, Pasangan di Palestina Ini Pakai Masker" dan "Cinlok di Wuhan Saat Hadapi Virus Corona, 2 Perawat Ini Menikah"



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer