2 Juta Orang Positif Covid-19, Amerika Serikat Indikasikan Tidak Lagi Lakukan Pembatasan Sosial

Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstran berkumpul di depan gedung Colorado State Capitol selama rapat umum ReOpen Colorado di Denver, Colorado, April 2020. Pihak Gedung Putih isyaratkan akan membuka pembatasan sosial meski kasus positif di AS sudah mencapai 2 juta orang.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Amerika Serikat saat ini sedang banyak diterpa permasalahan besar.

Tindakan rasisme polisi yang berujung demonstrasi di seluruh negara bagian pun menambah situasi tak menentu di negeri Paman Sam tersebut setelah sebelumnya dihantam pandemi Covid-19.

Ekonomi negeri adidaya itu pun dalam tanda tanya dengan dua masalah besar sosial yang sedang dihadapi saat ini.

Namun, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan, Amerika Serikat (AS) tidak bisa membiarkan virus corona baru ini menutup ekonomi mereka lagi.

Ini mengindikasikan bahwa pihak Gedung Putih tidak berencana untuk melakukan aksi apapun terkait pembatasan sosial lagi demi mencegah penularan virus (yang tentu menekan laju ekonomi), seperti yang disarankan WHO kepada negara-negara dunia terkait kewaspadaan gelombang dua Covid-19.

Sebelumnya demi menanggulangi Covid-19, lebih dari 1 triliun dolar Amerika Serikat sudah diplot sebagai dana penyelamatan yang akan mengalir ke perekonomian negeri Paman Sam bulan berikutnya.

Mnuchin dalam wawancara dengan stasiun televisi CNBC mengatakan, dia siap untuk kembali ke Kongres untuk mendapatkan lebih banyak uang untuk mendukung perekonomian AS.

Baca: Positif Covid-19 Tembus 2 juta Orang di Amerika Serikat, Donald Trump Tetap Gelar Kampanye Capres

Baca: Semakin Panas, Amerika Serikat Kini Minta Para Sekutunya Batalkan Proyek Besar dengan China

 

Orang-orang berlarian dengan membawa barang-barang yang dijarah di sebuah toko pakaian di pusat kota Long Beach, California, Amerika Serikat pada (31/5/2020) dalam aksi protes menentang kematian George Floyd. George Floyd seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal ketika ditangkap dan lehernya dijepit ke tanah menggunakan lutut oleh seorang petugas kepolisian Minneapolis, Minnesota. (AFP/Apu GOMES)

Tapi, dana tambahan untuk sektor-sektor yang paling membutuhkan, termasuk hotel, restoran, perusahaan perjalanan, dan industri hiburan.

Menteri Keuangan, yang menjadi penanggung jawab Pemerintahan Donald Trump untuk menegosiasikan program penyelamatan, menyatakan, ia yakin lonjakan infeksi virus corona di daerah-daerah tertentu bisa pemerintah tangani karena ada perbaikan dalam pengujian dan pelacakan kontak, serta kapasitas rumahsakit yang cukup.

Baca: Klaim Miliki Lembah Sungai Galwan, China Serbu Garis Pertahanan India dengan 10.000 Pasukan Militer

"Kami tidak bisa mematikan perekonomian lagi. Saya pikir, kami telah belajar, jika Anda mematikan perekonomian, Anda akan menciptakan lebih banyak kerusakan dan bukan hanya kerusakan ekonomi," katanya seperti dikutip Reuters.

Mnuchin menyebutkan, dari pengeluaran untuk upaya penyelamatan ekonomi dari dampak virus corona sebesar 3 triliun dollar Amerika Serikat yang Kongres setujui tahun ini, baru sekitar 1,6 triliun dollar Amerika Serikat yang mengalir ke perekonomian sejauh ini.

"Selama bulan depan, Anda akan melihat lebih dari 1 triliun dollar Amerika Serikat dipompa ke dalam perekonomian, itu akan memiliki dampak besar," ujar Mnuchin. 

"Program Pinjaman Jalan Utama Federal Reserve untuk bisnis menengah baru saja dimulai dan kami siap untuk kembali ke Kongres guna mendapatkan lebih banyak uang buat mendukung pekerja Amerika," tambahnya.

Ditanya, apakah dia mempertimbangkan lebih banyak bantuan untuk negara, Mnuchin mengatakan, akan melakukan negosiasi dengan Kongres.

Seiring perpanjangan pinjaman Program Perlindungan Paycheck menjadi 24 minggu, ia berharap, banyak restoran yang sebelumnya enggan mencari pinjaman akan maju untuk mengambil porsi yang signifikan dari sisa dana program itu.

Covid-19 di Amerika Serikat tembus 2 juta

Jumlah kasus positif virus corona terus bertambah di Amerika Serikat (AS).

Mengutip pemberitaan Voice of America Kamis (11/6/2020), berdasarkan update data virus corona terbitan Universitas Johns Hopkins menyebutkan, Amerika Serikat sekarang memiliki 2.000.464 kasus terkonfirmasi Covid-19.

AS tercatat di tempat teratas negara yang paling banyak kematian akibat corona.

Kasus positif itu hampir tiga kali lipat dibandingkan Brasil yang menempati peringkat dua dengan 772.416. 

AS juga meraih predikat sebagai negara yang paling banyak melakukan tes, yaitu sekitar 500.000 tes setiap hari.

Halaman
12


Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer