Ratusan ojol dan keluarga tetap nekat agar DAW dapat dimakamkan sesuai dengan prosedur normal.
Bahkan, ratusan ojol yang datang pun memprotes rumah sakit karena hanya berpatokan pada hasil rapid test DAW yang hasilnya non reaktif.
Padahal, rapid test merupakan tahap awal dan hasilnya belum sepenuhnya benar.
Karena itu, diperlukan langkah pemeriksaan lanjutan seperti CT scan dan swab PCR test.
Ia menambahkan, semestinya pemulasaran kepada jenazah DAW mengikuti kaidah pasien yang menderita Covid-19.
Namun, ratusan ojol tetap bersikeras menganggap jenazah DAW meninggal murni karena kecelakaan atau bukan karena terjangkit Covid-19.
"Jadi, mohon kawan-kawan, walaupun rapid test negatif, orang itu bisa menderita Covid-19. Justru yang rapid test negatif itu yang harus kita waspadai karena dia belum terbentuk antibodi," kata Joni.
Ratusan driver ojek online (ojol) mendatangi kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya pada Minggu (7/6/2020) malam.
Pengemudi ojol tersebut datang berniat menjemput mayat rekannya, DAW (39), yang meninggal akibat kecelakan saat dijambret di Jalan Darmo Harapan Sukomanunggal, Surabaya, Kamis (4/6/2020).
Karena hasil rapid test non-reaktif, mereka memaksa untuk melakukan proses pemakaman secara normal tanpa prosedur Covid-19.
Namun, setelah hasil test PCR keluar, jenazah DAW dikonfirmasi positif Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengemudi Ojol yang Dimakamkan Ratusan Rekan dengan Prosedur Normal Ternyata Positif Covid-19"