Jika selama ini bahan baku untuk membuat APD didatangkan dari luar negeri, kini Indonesia sudah bisa membuat baju hazmat tersebut.
Bahan baku APD tersebut pun bisa menggunakan bahan-bahan dari Indonesia sendiri.
"Dalam waktu beberapa minggu akhirnya setelah diskusi dengan multisektor, akhirnya kita bisa menemukan bahan baku asli Indonesia."
"Produksi dalam negeri untuk produksi APD coverall dan gown," ungkap Wiku di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Menurut Wiku, APD yang produksi serta seluruh materialnya asli Indonesia tersebut akan dinamakan INA United.
Setelah itu akan diproduksi sesuai standar yang diberikan oleh WHO.
Dengan kapasitas produksi mencapai jutaan dalam sebulan, APD INA United tersebut cukup memenuhi kebutuhan dalam negeri, bahkan bisa diekspor.
Baca: Ojol Sudah Diizinkan Bawa Penumpang Mulai 8 Juni, Tapi Wajib Menggunakan APD
Baca: 37 Tenaga Medis di Bengkulu Positif Covid-19, Diduga Terpapar Saat Lepas APD Seusai Bertugas
Baca: Setelah 18 Ribu Kasus Covid-19, Pemerintah Baru Mulai Produksi APD Dalam Negeri, Meski Kendala Besar
"Dan kita izin memberi nama INA United karena ini menunjukkan kesatuan bangsa kita untuk memproduksi ini," katanya.
Selain APD, Indonesia juga menurut Wiku berhasil membuat masker N95.
Masker N95 adalah masker jenis respirator yang bisa menyaring partikel udara yang sangat kecil.
Masker N95 yang dipakai untuk petugas medis menangani pasien Covid-19 tersebut akan diberi nama INA 95.
"Akan kita namai INA 95 dalam rangka kemandirian bangsa karena ini proteksi utama tenaga medis kita," jelasnya.
Dalam menangani Covid-19, lanjut Wiku, pihaknya juga membangun sistem navigasi yang dinamai Bersatu Lawan Covid-19.
Dengan sistem tersebut, semua pelaporan penanganan Covid-19 dari berbagai lembaga terintegrasi ke dalam satu sistem.
"Ini hal penting apabila kita ingin mandiri sebagai bangsa karena ketergantungan produk luar negeri,"
"Maka kita perlu implementasikan sesuai instruksi bapak pada tahun 2016 untuk akselerasi obat dan alat kesehatan," lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan jika terjadi over supply alat pelindung diri (APD) standar WHO buatan industri dalam negeri.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kesehatan, diperoleh informasi bahwa terjadi surplus produksi sampai dengan Desember 2020 sebesar 1.96 miliar pcs untuk masker bedah.