Menko Maritim dan Investasi ini mengaku juga ingin bertemu dan berdiskusi dengan para pengkritik utang negara selama masa pandemi Covid-19.
“Jikalau ada yang mengkritik kami, sini saya juga pengin ketemu.
Jadi jangan di media sosial saja. Nanti ketemu kami, ngomong,” tutur Luhut, dikutip dari Kompas.com, Rabu (3/6/2020).
Luhut menantang para pengkritik untuk bertatap muka langsung dengannya tanpa media apapun.
“Enggak usah ngomong di TV-lah, ketemu saya sini.
Nanti dikasih angkanya, saya tentara walaupun bukan lulusan ekonomi, saya bisa jawab itu.
Tapi, jangan rakyat dibohongin,” lanjut Luhut.
Baca: Luhut Binsar Pandjaitan Beri Mahfud MD Meme Corona is Like Your Wife, Apa Maksudnya?
Baca: Kritik Ekonom INDEF: Jika Saya Presiden, Kemenko Marves Pimpinan Luhut Pandjaitan Dibubarkan Saja
Alumnus George Washington University itu menerangkan bahwa utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.
Luhut membandingkan Indonesia dengan Singapura lantaran negara tersebut mengalami pelebaran defisit hingga 100 persen.
Begitu pula dengan Amerika dan Jepang yang harus menarik utang besar demi menjaga rakyat dan perekonomian negaranya dari pandemi Covid-19.
“Singapura itu lebih dari 100 persen dari debt to GDP-nya.
Begitu juga dengan Amerika, malah kita enggak tahu lagi berapa besar,” ungkap Luhut.
Menko Maritim dan Investasi ini mengatakan bahwa utang pemerintah Indonesia terhadap PDB akan mencapai 32 persen hingga akhir tahun 2020.
Tak hanya itu, Luhut mengatakan bahwa utang pemerintah merupakan utang produktif.
Dia meminta kepada para ekonom yang mengkritik utang negara untuk memberikan informasi yang tepat pada masyarakat.
Baca: Mantan Pebulutangkis Taufik Hidayat Bongkar Cara ASN Bisa Kuras Uang Negara Sampai Rp 1,5 Miliar
Baca: Utang Rp 43 Ribu Triliun Menanti Amerika Serikat, Rupiah Indonesia Justru Diprediksi Akan Menguat
“Saya ini tentara, jadi belajar juga dari anak-anak muda yang ngerti.
Jadi kita jangan enggak ngerti juga, bodoh-bodohin rakyat kita ngutang enggak benar.
Utang kita itu produktif,” tegasnya.
Menurutnya, pemerintah sangat berhati-hati dalam melakukan penarikan utang.