"Sekali lagi, saya meminta maaf kepada semua masyarakat yang terkena dampak negatif ini dan menanggung malu."
Rainey mengakhiri klarifikasinya dengan menulis bahwa ia bersedia bertanggung jawab penuh atas tindakannya dan telah belajar banyak dari kejadian ini.
Aksi unjuk rasa besar-besaran terjadi di Amerika Serikat (AS) akibat kasus kematian pria kulit hitam, George Floyd, pada Senin (25/5/2020) lalu.
Floyd tewas setelah dibekuk polisi, lalu lehernya ditindih lutut polisi Derek Chauvin saat ia tiarap dan tidak membawa senjata.
Dia ditangkap empat polisi Minnesota karena diduga menggunakan uang palsu senilai USD 20 atau sekitar Rp 289 ribu.
Pria setinggi 2 meter itu sempat merintih tidak bisa bernapas dan semua badannya sakit, tetapi polisi mengabaikannya.
Ia akhirnya tewas setelah hampir 9 menit lehernya ditindih Chauvin.
Floyd diamankan polisi lantaran diduga memakai uang palsu saat membeli rokok di toko kelontong.
Insiden ini membuka luka lama komunitas Afrika-Amerika dan warga AS pada umumnya sehingga aksi protes meledak dan meluas secara nasional.
Sayangnya, di antara aksi protes yang damai menuntut agar Chauvin didakwa pembunuhan tingkat satu, ada oknum yang merusak properti dan menyebabkan kerusuhan.
Demo di depan Gedung Putih yang semakin memanas memaksa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diungsikan ke dalam bunker bawah tanah, kemarin.
Pejabat Gedung Putih menerangkan bahwa Trump hanya dibawa beberapa saat saja ke dalam bunker itu.
Setidaknya presiden diamankan ke bunker selama kurang dari satu jam saja.
Dikutip dari CNN, sumber dari penegak hukum dan lainnya terkait penyelamatan Trump mengatakan bahwa ada anggota keluarga presiden lain yang diungsikan.
Antara lain ibu negara, Melania Trump dan putra mereka Barron.
Menurut sumber tersebut, protokol pengungsian presiden berikut dengan keluarga terdekatnya.
Sementara itu sumber kedua mengatakan kepada CNN bahwa jika kondisi Gedung Putih 'Merah' maka presiden akan diamankan segera ke Pusat Operasi Darurat.
Anggota keluarga utama lainnya, seperti Melania dan Barron juga akan diamankan.
Pada Minggu (31/5/2020) malam waktu AS, Gedung Putih menghimbau staf agar menyembunyikan kartu izin sampai memasuki Dinas Rahasia pada Senin (1/6/2020) ini.
Begitu pula saat para staf ingin pulang dari Gedung Putih, sebagaimana email yang diterima CNN.