Untuk Pertama Kalinya Roket SpaceX Sukses Antar Astronot NASA ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Roket SpaceX Falcon 9 yang membawa kapsul Crew Dragon diluncurkan dari komplek 39A, Kennedy Space Center, Florida.

Forczyk mengatakan penerbangan Crew Dragon memiliki biaya operasional yang lebih murah dibanding pesawat ulang-alik lain sebelumnya.

Astronot NASA Douglas Hurley (kiri) dan Robert Behnken (kanan) bsaat gladi resik untuk misi peluncuran di Kennedy Space Center di Florida pada 23 Mei 2020, di depan misi SpaceX Demo-2 NASA ke International Space Station (ISS). (NASA/Kim Shiflett)

“Ini benar-benar membuka pintu bagi semua orang untuk ke luar angkasa,” tambahnya.

Forczyk menyebutkan, di masa mendatang kemungkinan SpaceX akan membuka diri untuk astronot swasta.

“Baik untuk pariwisata komersil, Tom Cruise yang syuting ke luar angkasa, atau ketika negara tidak mampu menerbangkan astronot mereka lagi,” paparnya.

Ini adalah kali pertama astronot NASA kembali meluncur ke ruang angkasa, usai break dari peluncuran roket pada 2011.

Semenjak itu, NASA membiayai program luar angkasa Rusia untuk mengangkut astronot mereka ke International Space Station (ISS).

Dengan berhasilnya peluncuran SpaceX, NASA telah membuka lebar pintu mereka bagi perusahaan swasta yang ingin melakukan misi luar angkasa.

Setelah NASA, badan antariksa di beberapa negara lainnya juga sangat mungkin untuk membuka pintu mereka tehadap misi dari perusahaan swasta.

Nasa mencari relawan

Badan antariksa NASA saat ini tengah mencari kandidat peserta yang bisa hidup terisolasi selama 8 bulan di Moskow, Rusia.

Nantinya sekelompok orang yang terpilih ini akan membantu penelitian NASA untuk memahami efek psikologis dan fisiologis dari isolasi.

Melansir Inverse, Rabu (20/05/2020) penelitian ini memang dibuat NASA sebagai bagian dari persiapan misi jangka panjang ke Bulan serta Mars.

Sebab para astronot nantinya dapat menghabiskan waktu hingga berbulan-bulan terisolasi dalam pesawat ruang angkasa saat melakukan perjalanan tersebut.

Ilustrasi astronot saat berada di luar angkasa. (Kompas.com/NASA)

"Isolasi sosial merupakan bidang yang sangat penting untuk kami teliti."

"Ini terkait dengan tingkat stres yang lebih tinggi dan mempengaruhi fisiologis dan psikologis seseorang," ungkap Thomas Williams, ilmuwan dari Human Factors and Behavioral Performance Element.

Penelitian semacam ini pun sangat membantu NASA lebih memahami efek isolasi dan cara-cara untuk mengatasinya selama astronot berada dalam wahana antariksa.

Dalam penelitian tersebut, peserta akan tinggal di lingkungan yang dibuat semirip mungkin dengan wahana antariksa dan akan di minta untuk melakukan simulasi misi luar angkasa selama tinggal di fasilitas NASA.

Peserta penelitian juga akan diminta untuk melakukan penelitian ilmiah menggunakan teknologi virtual reality serta mengoperasikan berbagai robot. Penelitian ini sebenarnya merupakan studi lanjutan yang dilakukan tahun lalu.

Tiga orang astronot Apollo 12, Bean, Gordon, dan Conrad terlihat melalui lensa mata-ikan di dalam Command Module simulator. (NASA)

Saat itu ada enam orang yang terpilih untuk menghabiskan waktu selama empat bulan di wahana antariksa tiruan.

Tapi sayangnya, peserta yang diperbolehkan untuk mengikuti penelitian ini sementara terbatas untuk warga negara Amerika Serikat yang berusia antara 30 hingga 55 tahun.

Halaman
123


Penulis: Haris Chaebar
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer