"Kami butuh kedamaian," ujar Paul Selman (25), demonstran yang baru lulus dengan gelar master di Minnesota.
"Orangtua dan kakek nenek kami lelah melihat anak-anak mereka mati setiap saat, jadi kami harus menanggapinya untuk membuat masa depan lebih baik."
Baca: Selain Romelu Lukaku, Ini Deretan 7 Pemain yang Pernah Jadi Korban Rasisme di Stadion
Ratusan demonstran yang bergabung dengan gerakan "March Against Police Brutality" di luar Kantor Keselamatan Publik Detroit.
Banyak yang meneriakkan, "Tanpa keadlilan, tidak ada perdamaian."
Beberapa membawa poster bertuliskan, "Akhiri kebrutalan polisi", dan "Aku tidak akan berhenti berteriak sampai semua orang bisa bernapas."
Di Denver, terjadi demonstrasi hari kedua, dengan ratusan orang berbaris menuju pusat kota menuntut keadilan bagi Floyd.
Pada Kamis malam, polisi Denver menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa.
Ada 13 penangkapan terkait aksi tersebut.
Baca: Kerusuhan Meletus di Minnesota AS, Buntut Terbunuhnya Pria Kulit Hitam George Floyd di Tangan Polisi
Baca: Jika Dibayar Segini, Floyd Mayweather Sesumbar Akan Lawan Khabib dan McGregor dalam Sehari
Ratusan orang berkumpul pada Jumat dalam sebuah protes yang digelar oleh kelompok Black Lives Matter di Balai Kota.
Kerumunan lalu meluas ke Insterstate 45 dekat pusat kota.
Massa meneriakkan, "Aku tidak bisa bernapas", dan "Tanpa keadilan, tidak ada perdamaian."
Setelah semalam suntuk terjadi kericuhan dan setidaknya tujuh orang ditembak, polisi di kota Kentucky bersiap menghadapi lebih banyak demonstran.
Massa akan memprotes kematian Floyd dan beberapa orang lainnya, seperti Breonna Taylor yang ditembak polisi di rumahnya di Louisville pada Maret.
7. New York City
Sementara itu, dilansir dari CBS News, kerumunan besar turun di sepanjang jalan di New York City pada Jumat (29/5/2020).
Kerumunan massa itu ikut memprotes kematian George Floyd.