Hal ini ikut menyentil Pemerintah Kota Surabaya dan RS Royal Surabaya.
Dikutip dari TribunJatim.com, akun Twitter yang cuitannya viral itu bernama @cakasana.
Akun itu menulis perihal penanganan pandemi virus Corona atau Covid-19 di Surabaya.
Dari cuitannya, akun tersebut mengkritisi penanganan pandemi virus Corona di Kota Pahlawan.
Baca: Empat Klaster Ini Disinyalir Jadi Penyebab Tingginya Kasus Covid-19 di Jawa Timur
Cuitan itu diunggah pada 26 Mei 2020.
Pemilik akun mengaku seorang tenaga medis di salah satu rumah sakit di Surabaya.
Ia menganggap penanganan Covid-19 di Surabaya tak serius.
"Oke kalau gitu kita mulai saja... SEBUAH UTAS tentang bobroknya penanganan COVID-19 di Surabaya," tulisnya di akun Twitter.
Terkait hal ini, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, mengatakan, pihaknya sudah mengetahui perihal kabar viralnya cuitan itu.
Dia menyebut, Pemkot Surabaya menyayangkan pernyataan si dokter tersebut.
"Kami menyayangkan kalau hal itu disampaikan di media sosial, akhirnya akan menimbulkan persepsi dan pemahaman yang keliru," kata M Fikser di Balai Kota Surabaya, Rabu (27/5/2020).
Menurut M Fikser apa yang disampaikan akun tersebut tidaklah benar.
Misalnya saja dari segi bantuan alat pelindung diri ( APD ), selama ini Pemkot Surabaya telah support APD ke seluruh rumah sakit rujukan di Surabaya untuk digunakan tenaga medis saat bertugas.
Baca: Viral Petugas Rumah Sakit Minta Uang Rp 3 Juta pada Keluarga Korban Covid-19 untuk Urus Jenazah
Bahkan disebutnya, begitu Pemkot Surabaya menerima bantuan APD, hari itu juga langsung disalurkan kepada rumah sakit oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Menurut M Fikser, Pemkot Surabaya sebenarnya tidak anti kritik dalam penanganan wabah ini.
Hanya saja, perlu disampaikan dengan baik, misalkan dengan diskusi bersama tidak dengan lewat media sosial.
"Kalau memang beliaunya merasa kurang puas atau punya ide bisa datang kepada kami di gugus tugas, diskusi bersama kami," ujar M Fikser.
M Fikser mengatakan, bisa juga lewat organisasi profesional.