Dipukul Pandemi Corona, Kota Semegah Dubai Kini Sulit Ekonomi: Bersiap Tinggalkan Kemewahan?

Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kota Dubai, Uni Emirat Arab, ikut terkena dampak pandemi corona.

"Dubai adalah yang paling rentan di Timur Tengah dan Afrika Utara dalam hal kerusakan ekonomi dari wabah tersebut."

Sebagian besar sisi ekonomi terpukul

Ekonom riset perusahaan James Swanston mengatakan, seluruh sektor jasa, yang membentuk sekitar 80 persen perekonomian Dubai terpukul akibat Covid-19.

Sektor pariwisata, perdagangan grosir dan eceran juga akan terkena dampak terburuk.

"Kami memperkirakan bahwa jika langkah-langkah jarak sosial dan pembatasan perjalanan diberlakukan selama tiga hingga empat bulan, maka akan menurunkan sekitar 5-6 persen Produk Domestik Brutto setidaknya untuk tahun ini," katanya kepada AFP.

UAE telah mengumumkan paket stimulus senilai 70 miliar dollar AS atau setara 17,5 triliun rupiah dan langkah-langkah lain untuk mendukung perekonomian, termasuk keringanan pajak dan pembebasan berbagai bea, sambil memungkinkan bisnis memecat karyawan asing, mengurangi upah, atau memaksakan cuti yang tidak dibayar.

Kate beach di Dubai. (Dubai Tourism)

Di antara mereka yang berisiko adalah Lila, seorang karyawan asal Nepal di salah satu dari banyak perusahaan jasa kebersihan, yang mengantarkan para perempuan petugas kebersihan ke rumah-rumah dan kantor-kantor bisnis di Dubai.

Perempuan berusia 23 tahun itu tiba di Dubai tepat sebelum pandemi melanda, direkrut oleh sebuah perusahaan yang menyediakan jasa pembersih ke rumah-rumah dengan mengklik sebuah aplikasi.

Beberapa rekan Lila sudah dipecat dan sedang menunggu untuk kembali ke negara asal mereka, sebagian besar berasal dari Asia.

Baca: Tak Cuma Indonesia, Inilah Sederet Negara Arab yang Anjurkan Warganya Sholat Idul Fitri di Rumah

Baca: Dampak Corona, Arab Saudi Dikabarkan Tangguhkan Umrah Setahun, Larang Peziarah ke Masjid Nabawi

Baca: Reformasi Arab Saudi: Perempuan Jadi Tentara, Boleh Menyetir dan Nonton Bola

"Mereka tidak akan memberhentikan saya karena saya pegawai baru," katanya seraya menjelaskan bahwa dia perlu membayar kembali utangnya kepada agensi, yang pasti akan memakan waktu, karena upahnya hanya 1.500 dirham (sekitar 380 euro) sebulan.

Vani Saraswathi, associate editor di Migrant-Rights.org, mempertanyakan langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk mencegah tekanan lebih lanjut pada nasib pekerja, terlebih pekerja asing yang tidak memiliki perlindungan sosial memadai.

Krisis corona pun masih berlanjut di Dubai dan negara tersebut sedang bersiap diri untuk sementara waktu tidak hidup dalam kemewahan dan gemerlap seperti hari-hari biasa.

(Tribunnewswiki.com/Ris)



Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer