Rahasia Jepang Mampu Kalahkan Pandemi Virus Corona di Negaranya walaupun Tak Pedulikan Aturan

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI suasana di Jepang saat pandemi Covid-19 --- Orang-orang berjalan di jalan sepi di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus corona COVID-19 di distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, tempat karaoke, dan tempat pinball pachinko untuk menunda operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi coronavirus.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Negara Jepang saat ini sudah bisa mengendorkan ikat pinggangnya.

Keadaan darurat karena adanya pandemi Covid-19 di Jepang hampir berakhir.

Hal ini ditunjukkan dengan kemunculan kasus baru berkurang tajam menjadi belasan orang.

Jepang bisa mencapai level tersebut, walaupun sebagian besar kebijakan di sana tidak mempedulikan pedoman standar pemutusan rantai penyebaran virus corona.

Bisa dilihat, tidak ada batasan yang diterapkan pada pergerakan penduduk, serta bisnis dari restoran sampai penata rambut masih tetap beroperasi.

Baca: Laju Penularan Covid-19 Berhasil Ditekan, Ahli Minta Jepang Tak Berpuas Diri: Baru Putaran Pertama

Baca: Jepang Cabut Status Darurat Covid-19 di Tiga Daerah, Tokyo dan Hokkaido Masih Dipantau Pemerintah

Di sana juga tidak ada aplikasi berteknologi tinggi yang melacak pergerakan orang, ditambah tak ada pusat pengendalian penyakit.

Bahkan saat negara-negara berlomba melakukan pengujian, Jepang hanya menguji 0,2 persen dari populasinya, salah satu tingkat terendah di antara negara-negara maju.

Namun Jepang mampu membuktikan, negara ini sanggup meratakan kurva penyebaran virus dengan 17.000 kasus dan 826 kematian di negara dengan penduduk 126 juta.

Capaian tersebut adalah angka terbaik di antara kelompok tujuh negara maju.

Di Tokyo, kota yang padat penduduk di Jepang, banyak kasus infeksi turun menjadi satu digit pada beberapa hari belakangan.

Kemudian, saat kemungkinan gelombang infeksi kedua yang lebih parah selalu ada, Jepang sudah mencabut keadaan darurat, dan bakal mulai menjalani kehidupan normal hari ini, Senin (25/5/2020).

Lantas bagaimana mungkin Jepang mampu mengendalikan penyebaran Covid-19 tanpa berkiblat pada pedoman yang perlu diterapkan oleh negara-negara terdampak lainnya?

Ternyata tidak ada solusi instan, dan faktor lain yang membuat pembedaan dalam kasus ini.

Ilustrasi suasana di Jepang - Orang-orang yang mengenakan masker wajah sebagai tindakan pencegahan terhadap coronavirus COVID-19 di jalan distrik perbelanjaan Ameya-Yokocho, yang terletak di sebelah Stasiun Ueno, di Tokyo pada 11 April 2020. Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan pada 10 April bahwa pemerintah metropolitan akan meminta banyak bisnis, termasuk klub malam, ruang karaoke, dan ruang pinball pachinko untuk menangguhkan operasi mulai 11 April karena keadaan darurat terkait epidemi coronavirus. (Kazuhiro NOGI / AFP)

"Hanya dengan melihat angka kematian, kita dapat mengatakan Jepang berhasil," ujar Mikihito Tanaka, Profesor di Universitas Waseda, yang berspesialisasi dalam komunikasi sains.

"Tetapi bahkan para ahli pun tidak tahu alasannya," ujarnya menambahkan.

Sebuah daftar mengumpulkan 43 kemungkinan alasan yang dikutip dalam laporan media.

Mulai dari budaya mengenakan masker, tingkat obesitas di Jepang yang terkenal rendah, sampai keputusan awal untuk menutup sekolah.

Kemudian, yang lebih menakjubkan termasuk klaim penutur bahasa Jepang yang dikenal memancarkan lebih sedikit tetesan yang sarat virus saat berbicara, dibandingkan dengan bahasa lain.

Dilansir Bloomberg News, para ahli  pun juga membocorkan segudang faktor yang berkontribusi pada hasil tersebut.

Akan tetapi, di dalamnya tidak terpetakan paket kebijakan tunggal di Jepang yang dapat direplikasi di negara lain.

Halaman
12


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer