Kritik Ekonom INDEF: 'Jika Saya Presiden, Kemenko Marves Pimpinan Luhut Pandjaitan Dibubarkan Saja'

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019). Sesuai rencana, Presiden Joko Widodo memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik mulai Senin (21/10/2019), usai Jokowi dilantik pada Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemerintah Indonesia masih berjuang keras demi mengembalikan kepercayaan penuh publik atas kebijakan pasang-surut mereka yang tak jelas dalam penanggulangan wabah virus Corona.

Selain kebijakan yang disoroti publik, beberapa langkah atau pernyataan kontroversial dari pejabat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun tak luput dari perhatian masyarakat.

Misalnya sosok Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Berkali-kali manuver kebijakan atau pernyataan dari Menko Marves (Kemaritiman dan Investasi) membuat publik bergeleng-geleng kepala karena tak sesuai dengan arahan atau sikap dari Presiden Jokowi sendiri.

Baca: Kritik Pengesahan Revisi UU Minerba, Refly Harun: Kenapa Presiden dan Menteri Tidak Membela BUMN?

Sosok Luhut Binsar Pandjaitan pun tak lepas dari kritikan pengamat.

Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira secara blak-blakan mengandaikan diri menjadi seorang presiden, akan merombak susunan kabinetnya.

Melansir wawancara Bihma Yudhistira dengan pakar hukum tata negara, Refly Harun di akun Youtube-nya, via Tribunwow.com dengan judul Akui akan Reshuffle Menteri jika Jadi Presiden, Ekonom INDEF Ini Singgung Luhut: Mending Bubarin Aja, jika menjadi seorang presiden, Bhima Yudhistira menegaskan akan mengganti sejumlah menteri, terutama di bidang ekonomi.

Bhima pun menyebut akan membubarkan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

 

Meskipun begitu, Bhima Yudhistira menyatakan ingin membubarkan kementerian yang dipimpin Luhur Binsar Pandjaitan berdasarkan sejumlah alasan rasional.

Hal itu disampaikan Bhima Yudhistira melalui kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (23/5/2020) lalu.

Pada kesempatan itu, mulanya Bhima menyebut sejumlah tokoh yang dinilai lebih cocok menggantikan beberapa menteri kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Pak Chatib Basri untuk posisi menteri keuangan, kemudian ada Bang Faisal Basri itu cocoknya di perdagangan atau industri," kata Bhima.

"Yang ketiga, saya justru minta Bang Revrisond Baswir itu untuk ngurusin koperasi dan UMKM."

Melanjutkan penjelasannya, Bhima lantas menyinggung nama tokoh lain untuk menggantikan posisi menteri perekonomian hingga kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas).

"Menko Perekonomian mungkin Pak Didik Rachbini kali cocok ya, belum pernah jadi menteri soalnya,"

"Kepala Bapennas itu ke Pak Drajad Wibowo tuh, biar arahannya jelas. Udah hampir semua kan ya?" terang dia.

Baca: Kembali Bersuara, Refly Harun Buka Celah Buruk Era Presiden Jokowi: Pengkritik Bisa Dikriminalisasi

Baca: Walau Sebut Jokowi Orang Baik, Din Syamsuddin: Presiden Tak Kuasa Atasi Orang Buruk di Sekitarnya

Lantas, ia menyoroti posisi Luhut Binsar sebagai Menko Maritim dan Investasi.

Bhima menilai, kementerian itu lebih layak untuk dibubarkan ketimbang diganti menteri.

"Kecuali Menko Maritim dan Investasi, itu mendingan dibubarin aja," ungkap Bhima.

Mendengar pernyataan Bhima itu, tampak pakar hukum tata negara terkemuka Indonesia, Refly Harun terbahak.

Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira (kiri), dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (kanan). Dalam kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (23/5/2020), Bhima Yudhistira blak-blakan mengandaikan diri menjadi seorang presiden. (Kolase YouTube/KompasTV/Refly Harun)
Halaman
123


Penulis: Haris Chaebar
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer