Uji Coba Vaksin Corona Buatan AS ini Hasilkan Antibodi Pelindung, Berikan Secercah Harapan

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penelitian vaksin Covid-19. Foto Angkatan Darat AS pada 8 Maret 2020 menunjukkan seorang karyawan USAMRIID (Institut Penelitian Medis Angkatan Darat Amerika Serikat) sedang melakukan penelitian terhadap virus coronavirus baru, COVID-19

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Banyak negara, institusi, dan perusahaan farmasi sedang berusaha menemukan vaksin virus corona agar Covid-19 dapat dihentikan dengan efektif.

Di antara mereka adalah perusahaan vaksin asal Amerika Serikat bernama Moderna.

Info terkini, data awal dari hasil pengujian vaksin buatan Moderna disebut menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.

Baca: WHO Sebut Vaksin Didistribusikan 2021, LIPI Rekomendasikan Cara Bertahan di Pandemi Covid-19

Vaksin yang pertama kali diuji di Amerika Serikat ini mampu memproduksi antibodi pelindung pada kelompok kecil sukarelawan yang mengikuti pengujian.

Tes menghasilkan antibodi Melansir Al Jazeera, data tersebut berasal dari delapan orang yang mengambil bagian dalam uji coba keamanan yang dimulai pada bulan Maret ketika pandemi global yang disebabkan oleh virus corona mulai menyebar.

Dalam uji coba terhadap 45 sukarelawan, yang dilakukan oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, delapan sukarelawan yang mendapat dua dosis vaksin menghasilkan antibodi pelindung yang kurang lebih setara dengan orang yang pulih dari infeksi alami virus tersebut.

Penelitian ini memberikan secercah harapan awal bahwa vaksin yang sedang dikembangkan dapat memberikan perlindungan terhadap virus corona.

Para ilmuwan masih berusaha memahami level antibodi apa yang pada akhirnya terbukti protektif terhadap virus corona, dan berapa lama perlindungan itu akan bertahan.

Ilustrasi vaksin virus corona (Fresh Daily)

Respons dosis

Vaksin tampaknya menunjukkan respons dosis, yang berarti bahwa orang yang mendapat dosis lebih tinggi memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi.

Vaksin Moderna telah mendapat lampu hijau untuk memulai tahap kedua pengujian manusia, dan minggu lalu, otoritas AS memberikan izin untuk mempercepat tinjauan peraturan.

"Kami berinvestasi untuk meningkatkan produksi sehingga kami dapat memaksimalkan jumlah dosis yang dapat kami hasilkan untuk membantu melindungi sebanyak mungkin orang dari SARS-CoV-2," kata Chief Executive Officer Moderna Stephane Bancel. 

Baca: Penyakitnya Bersifat Zoonosis, Virus Corona Mungkin Tidak Akan Hilang Meski Vaksin Sudah Ditemukan

Vaksin dinyatakan aman

Moderna juga berencana untuk memulai uji coba tahap akhir yang lebih besar pada bulan Juli.

Saat ini belum ada perawatan atau vaksin yang disetujui untuk Covid-19, dan para ahli memperkirakan bahwa vaksin yang aman dan efektif dapat memakan waktu 12 hingga 18 bulan untuk dikembangkan.

Sementara itu, Moderna telah menandatangani kesepakatan dengan pembuat obat kontrak Swiss Lonza Group AG dan pemerintah AS untuk memproduksi vaksin dalam jumlah besar.

Vaksin yang diberi nama mRNA-1273, juga ditemukan secara umum aman dan ditoleransi dengan baik oleh tubuh manusia dalam studi tahap awal.

Satu orang dalam percobaan sempat mengalami ruam kemerahan di sekitar tempat suntikan, yang ditandai sebagai efek samping "kelas 3".

PP Muhammadiyah siapkan 20 Rumah Sakit siap penanganan pasien terjangkit Covid-19 dibawah pimpinan dr. Corona Rintawan. (Twitter/Muhammadiyah)

Meski demikian, hal tersebut tidak menunjukkan adanya efek samping serius.

Diberitakan Kompas.com (20/4/2020), Moderna disebut sebagai perusahaan pertama yang mengirimkan vaksin virus eksperimen pertamanya kepada peneliti Pemerintah AS pada Februari 2020.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta

Berita Populer