Petugas Tahan Air Mata saat Azan di Pemakaman PDP Bayi Usia 10 Hari: Surga Menantimu, Dek Bayi

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemakaman bayi berusia 10 hari berstatus PDP di Bantul, Yogyakarta

"Sampai di sana barulah kita tahu 'kok petinya kecil sekali', ternyata usianya 10 hari."

"Nah itu membuat kami sedikit syok sih, terutama bagi teman-teman yang sudah punya anak, saya juga langsung keinget anak-anak," paparnya.

Baca: Jurnal Medis The Lancet Sebut Trump Kutip Penelitian yang Tak Ada, dalam Surat Ancamannya untuk WHO

Saat tiba di lokasi pemakaman, ternyata jenazah bayi tersebut belum disalatkan, maka Regu 2 akhirnya berbagi tugas.

Sebagian menyalatkan jenazah bayi tersebut, dan sebagian lagi menyiapkan pemakaman.

"Akhirnya kita sempat menanyakan kepada petugas yang ada di rumah sakit, sudah disalatkan atau belum, ternyata belum, ya sudah kita salatkan di sana (tempat pemakaman)."

"Sebagian menyalatkan, sebagian menyiapkan untuk pemakaman," ungkap Wisnu.

Proses pemakaman dilalui dengan merangkak

Saat hendak memakamkan bayi tersebut, Wisnu dan tim harus kembali berjuang untuk masuk ke dalam pemakaman.

Mereka harus melalui medan yang cukup sulit, karena lokasi pemakaman penuh batu nisan yang dinaungi bangunan-bangunan kecil.

"Tapi ternyata medannya cukup sulit, sulitnya itu karena penuh dengan cungkup (kuburan permanen)."

"Jadi kita hanya bisa melewati celah-celah sempit, merangkak bahkan, merunting atau mengestafetkan peti," terang Wisnu.

Meski peti tidak besar dan bisa diangkat satu orang, namun tim tetap melakukan estafet lantaran medannya yang sangat sempit.

Baca: Simak Perbedaan Antara New Normal dengan Herd Immunity, Berikut Penjelasan Ahli

Pemakaman paling berat

Wisnu dan timnya mengaku, pemakaman bayi yang masih berusia 10 hari itu sangat berat.

Pasalnya, ia dan timnya tak menyangka akan menguburkan seorang bayi yang masih berusia 10 hari.

"Secara psikologis iya, tetapi secara fisik ada yang jauh lebih berat," kata Wisnu.

"Memang itu membuat kaget lah bagi kita, kok anak, bayi bahkan, kok sampai sudah terkena," imbuhnya.

Wisnu juga mengungkapkan suasana haru saat seorang anggota di timnya menahan tangis ketika mengazani bayi tersebut.

"Satu relawan yang mengazani pun sempat nggak bisa menahan perasaan, hampir nangis lah, kami semua trenyuh karena kami semua punya anak," ucap dia.

Pejabat di provinsi Hubei melakukan penyelidikan setelah seorang remaja meninggal ketika dia ditinggalkan di rumah sementara orang tuanya diisolasi karena dicurigai telah menangkap virus corona Wuhan.(Weixin/South China Morning Post) (Weixin/South China Morning Post)

Coretan pada baju hazmat

Halaman
123


Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer