Gugus Tugas Tetap Berharap Agar Masyarakat Patuhi Aturan dan Tidak Mudik di Tengah Pandemi Covid-19

Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 berharap masyarakat tetap patuhi aturan pemerintah untuk tidak mudik saat Idul Fitri.

Jokowi juga menegaskan bahwa pelarangan mudik ini dilakukan terhadap aktivitas mudiknya, bukan transportasinya.

"Dan perlu diingat juga bahwa yang kita larang itu mudiknya, bukan transportasinya. Karena transportasi, sekali lagi transportasi untuk logistik, untuk urusan pemerintahan, untuk urusan kesehatan, untuk urusan kepulangan pekerja migran kita, dan juga urusan ekonomi esensial itu tetap masih bisa berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat," tuturnya.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa PSBB terus diberlakukan selama pandemi Covid-19.

Pemerintah akan mempersiapkan skenario adanya pelonggaran PSBB dan diberlakukan pada momentum yang tepat.

"Setelah melihat data-data dan fakta-fakta di lapangan, biar semuanya jelas," katanya.

Prediksi Jumlah Kasus Covid-19 Karena Mudik

Para ahli juga tengah memprediksi adanya kenaikan kasus Covid-19 per hari di Pulau Jawa karena adanya arus mudik.

Prediksi ini dibuat oleh Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono bersama dengan timnya dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI).

Ribuan pemudik dari wilayah Semarang dan beberapa wilayah di Jawa Tengah terlihat memadati Stasiun Tawang Semarang, Kamis (21/6/19). Para penumpang yang memadati Stasiun Tawang pada umumnya kebanyakan akan kembali bekerja ke sejumlah wilayah seperti Jakarta dan Surabaya. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Pandu menyebutkan bahwa pemodelan yang mereka buat berdasarkan kecenderungan tindak mobilitas masyarakat melalui perilaku mudik dan tidak mudik.

Baca: Hasil Pemodelan Pakar UI: 40.000 Kasus Covid-19 Baru Diprediksi Akan Muncul di Jawa akibat Mudik

Baca: Kabar Gembira, Mudik Lokal Diperbolehkan di Tengah PSBB, Pemudik Wajib Taati Aturan Ini

Menurut Pandu, efek dari mobilitas atau pergerakan masyarakat di tengah pandemi ini sangat berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah lain Pulau Jawa non-Jakarta.

“Kembalinya pekerja informal ke kampung halaman atau mudik terbukti secara empiris terjadi pertambahan jumlah kasus per hari di Pulau Jawa selain Jakarta,” kata Pandu dalam diskusi daring bertajuk “Mobilitas Penduduk dan Covid-19: Implikasi Sosial, Ekonomi, dan Politik” pada Senin (4/5/2020).

Diprediksikan, kenaikan kasus untuk orang-orang yang perlu dirawat di rumah sakit secara signifikan mulai terjadi pada minggu ke-2 bulan Ramadan.

“Kenaikan signifikan kasus yang perlu perawatan rumah sakit, mulai (terjadi) di minggu ke-2 bulan puasa dengan puncak saat Lebaran,” jelas Pandu.

Diperkirakan kasus akan mencapai puncaknya pada Minggu (24/5/2020).

Kasus tersebut akan mencapai angka 40 ribu, saat warga Jabodetabek melakukan mudik ke wilayah Pulau Jawa non-Jakarta.

(TRIBUNNEWSWIKI/Afitria) (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berharap Masyarakat Masih Mau Ikuti Anjuran untuk Tak Mudik"



Penulis: Nur Afitria Cika Handayani
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer