Kamar ini hanya cukup diisi dengan kasur kecil serta lemari kecil.
Pakaian-pakaian pun dibiarkan bergantung, tidak ada cukup ruang untuk orang masuk ke dalam kamar ini lagi.
Ini merupakan pemukiman kumuh yang berada di Sham Shui Po.
Di tempat ini, warga hanya bisa tinggal di kamar seukuran peti mati.
Baca: Wabah Virus Corona Buat Hong Kong Kekurangan Stok Peti Mati, Permintaan Setiap Harinya Sangat Tinggi
Karena sangat terbatasnya ruang, toilet dan dapur pun terletak di ruangan yang sama.
Tidak ada penyekat di antara dua ruangan ini.
Sementara rak untuk peralatan makan diletakkan di atas tempat tidur.
Untuk pasangan yang memiliki anak, menggunakan tempat tidur tingkat menjadi keharusan.
Alasannya karena bisa mengemat ruang pada apartemen.
Memasak, mencuci, dan buang air dilakukan dalam satu ruangan yang sama.
Tidak ada penyekat seperti lembaran triplek atau lainnya.
Walaupun sempit, namun tiga orang rela hidup dalam satu kamar yang sama.
Tempat tidur tingkat 3 menjadi tempat mereka tidur, sedangkan untuk makan, mereka berbagi ruang kecil yang sudah dipadati berbagai macam barang dalam ruangan yang juga berfungsi sebagai dapur.
Ini adalah salah satu kamar apartemen yang tidak memiliki banyak barang.
Untuk tidur hanya beralaskan selimut tipis dan juga bantal.
Saking kecilnya, apartemen ini hanya bisa menampung satu kasur saja.
Untuk kamar mandi, sang pemilik kamar harus rela pergi ke kamar mandi umum.
Untuk penyewa yang tidak memiliki uang sama sekali, merek harus rela mendapatkan kamar yang hanya cukup menampung satu orang saja.
Pada bagian dinding terbuat dari logam seperti kontainer yang diberikan penyekat.
Melihat gambaran kehidupan di Hong Kong, PBB telah memperingatkan pemerintah Hong Kong bahwa itu merupakan penghinaan terhadap hak dan martabat manusia.