Diberitakan TribunnewsWiki.com dari BBC, pemerintah setempat akan mencabut kebijakan pembatasan perjalanan sebagai langkah pelonggaran lockdown.
Kebijakan ini ditandatangani Perdana Menteri Giuseppe Conte dan diterbitkan pada hari Sabtu (16/5/2020) pagi.
Rencananya, Italia akan mengizinkan perjalanan dari dan menuju negaranya mulai 3 Juni 2020.
Baca: Berlakukan Lockdown, Kasus Positif Covid-19 di India Lampaui China: Tembus 85 Ribu Kasus
Langkah ini menandai langkah besar dalam upaya negara untuk membuka kembali ekonominya setelah lebih dari dua bulan terkunci.
Italia memang menjadi salah satu negara dengan korban tewas tertinggi di dunia.
Lebih dari 31.600 orang telah meninggal dengan virus di negara itu, angka tertinggi ketiga di belakang AS dan Inggris.
Tak heran mereka menjadi negara pertama di Eropa yang memberlakukan pembatasan nasional ketika kasus coronavirus mulai muncul di wilayah utara pada bulan Februari.
Akan tetapi tingkat infeksinya telah menurun tajam dalam beberapa hari terakhir.
Karenanya Italia mulai melonggarkan lockdown pada awal bulan ini.
Jika memungkinkan pabrik dan taman dibuka kembali pada 4 Mei.
Baca: Update Berita Covid-19 dari Berbagai Penjuru Dunia: 200 Juta Penduduk Afrika Terancam Terinfeksi
Beberapa wilayah Italia menyerukan pelonggaran pembatasan yang lebih cepat, tetapi Perdana Menteri Conte mengatakan mereka akan melakukan secara bertahap untuk menghindari gelombang kasus kedua.
Toko-toko dan restoran-restoran juga akan dibuka kembali mulai 18 Mei dengan tetap memberlakukan jarak sosial.
Gereja-gereja Katolik sedang mempersiapkan dimulainya kembali Misa pada hari yang sama, tetapi akan ada jarak sosial yang ketat dan umat harus mengenakan masker.
Kepercayaan lain juga akan diizinkan untuk mengadakan layanan keagamaan.
Finlandia Mulai Buka Sekolah
Baca: Laju Penularan Berkurang, Jepang Cabut Status Darurat Covid-19 di Sebagian Besar Wilayah
Sekolah-sekolah telah dibuka kembali di Finlandia setelah delapan minggu berada di bawah penguncian akibat coronavirus.
Meski demikian, ada peringatan dari serikat guru bahwa itu mungkin tidak sepenuhnya aman untuk staf atau anak-anak.
Ruang yang tidak digunakan akan diubah menjadi ruang kelas untuk menerapkan jaga jarak fisik, kata Menteri Pendidikan Li Andersson ketika mengumumkan keputusan pada 29 April.