Berbabagi kebijakan telah dikeluarkan untuk mengatasi Covid-19 beserta dampaknya.
Diberitakan TribunnewsWiki.com dari Aljazeera, berikut ini update berita terbaru Covid-19 dari berbagai penjuru dunia.
Inggris Setujui Antibodi Covid-19 Abbott
Inggris telah memberi lampu hijau kepada Abbott Laboratories untuk menghasilkan tes antibodi COVID-19, seperti diberitakan Aljazeera, Jumat (15/5/2020).
Persetujuan itu tak lama setelah mereka memberikan persetujuan yang sama kepada pembuat obat Swiss Roche Holding, kata pejabat kesehatan.
Pengujian jutaan kit antibodi sedang dipertimbangkan oleh banyak negara sebagai cara untuk mempercepat pembukaan kembali ekonomi yang hancur akibat lockdown.
Tentu langkah ini tetap mempertimbangkan kebijakan jaga jarak sosial/fisik.
Baca: Kasus Positif Covid-19 Pertama Terkonfirmasi di Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh
Produksi Pabrik di China Mulai Naik di Tengah Pandemi
Output pabrik China naik untuk pertama kalinya pada tahun ini.
Hal itu karena negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu perlahan-lahan bangkit dari lockdown virus korona.
Produksi industri naik 3,9 persen pada April dari tahun sebelumnya, berdasarkan data pada hari Jumat.
Tetapi Cina terus menghadapi tantangan yang signifikan di sektor layanannya, terutama di ritel.
Perhatian khusus jelang pertemuan tahunan Parlemen minggu depan adalah lonjakan pengangguran, yang menimbulkan risiko politik serius bagi negara dengan jumlah penduduk 1,4 miliar.
"Secara keseluruhan, kumpulan data ini hanya menunjukkan perbaikan kecil dan bertahap dalam kegiatan ekonomi, yang dapat mengganggu pasar karena China dipandang sebagai ekonomi 'pertama yang keluar' dari (krisis) COVID-19," kata Iris Pang, kepala ekonom untuk Greater China di ING.
Studi WHO: Covid-19 Bisa Infeksi Lebih dari 200 Juta Orang Afrika
Baca: Update Covid-19 di Berbagai Penjuru Dunia: Burundi Usir Perwakilan WHO, Finlandia Mulai Buka Sekolah
Sebuah studi pemodelan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengindikasikan bahwa coronavirus dapat membunuh 150.000 orang di Afrika dan menginfeksi 231 juta orang dalam setahun kecuali ada tindakan serius.
Penulis penelitian mengatakan meskipun banyak negara Afrika telah cepat mengadopsi langkah-langkah penahanan, sistem kesehatan akan kewalahan dalam waktu yang cepat.
Itu akan mengalihkan sumber daya yang sudah terbatas untuk mengatasi masalah kesehatan utama di wilayah ini, seperti HIV, TBC, malaria dan kekurangan gizi.
"Wilayah ini akan memiliki lebih sedikit kematian, tetapi terjadi lebih banyak pada kelompok usia yang relatif lebih muda, di antara orang-orang yang sebelumnya dianggap sehat - karena penyakit tidak menular yang tidak terdiagnosis," kata laporan itu.