Karier militer Djoko Santoso tidak hanya urusan dalam negeri.
Djoko Santoso pernah mendapat penugasan ke luar negeri seperti ke Malaysia pada 1990, Australia pada 1990, Singapura pada 1991, RRC pada 1994, Thailand pada 1994, Amerika Serikat pad 2006, Vietnam pada 2006, India pada 2007, Pakistan pada 2007, dan Kamboja pada 2007.
Djoko Santoso diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia pada 28 Desember-28 September 2010.
Djoko Santoso menjabat sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia untuk periode 2007-2010 menggantikan Marsekal TNI Djoko Suyanto yang memasuki masa purna tugas.
Serah terima jabatan Panglima TNI berlangsung di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Saat itu, Djoko Santoso merupakan calon tunggal Panglima TNI yang diusulkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui surat Nomor 65 yang diajukan kepada pimpinan DPR.
Karena dedikasi dan prestasinya, Djoko Santoso mendapatkan sejumlah bintang jasa seperti Bintang Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Pingat Jasa Gemilang, Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama, Bintang Jalasena Utama, dan Medali Sahametrei Tingkat Theoupdin.
Baca: Megawati Soekarnoputri
Baca: Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)
Pada Pemilu Pemilihan Presiden 2009, Djoko Santoso diminta Megawati Soekarnoputri untuk mendampinginya sebagai calon wakil presiden, namun Djoko Santoso menolak tawaran ini.
Djoko Santoso ingin berfokus pada tugasnya sebagai seorang prajurit TNI daripada terjun ke ranah politik.
Setelah purna dari jabatannya sebagai Panglima TNI, pada 2013 Djoko Santoso mendeklarasikan organisasi masyarakat Gerakan Indonesia Adil Sejahtera dan Aman (ASA) di Balai Kartini Jakarta.
Gerakan Indonesia ASA didirikan oleh Djoko Santoso sebagai Ketua Dewan Pembina bersama Mayjen TNI (Purn) Kurdi Mustofa sebagai Sekretaris Dewan Pembina dan Usamah Hisyam sebagai Direktur Dewan Pengurus Harian.
Gerakan Indonesia ASA bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa, agar berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang sosial budaya, guna mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
Selain itu gerakan ini mengajak bangsa untuk bangkit, bersatu, bekerja keras, dan besama-sama menuju Indonesia lebih maju.
Saat peresmian Gerakan Indonesia ASA tersebut juga diluncurkan buku berjudul ‘Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso: Bukan Jenderal Kancil’.
Buku ini berisi riwayat hidup, perjuangan, dan prestsi yang dicapai Djoko Santoso dalam perjalanan karier militernya.
‘Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso: Bukan Jenderal Kancil’ ditulis oleh dua wartawan senior Perum LKBN ANTARA, Aat Surya Safaat dan Edi Utama.
Pada 2015, Djoko Santoso bergabung dalam Partai Gerindra dan menduduki jabatan Anggota Dewan Pembina.
Pada Pilpres 2019, Jenderal TNI (Purn) H Djoko Santoso ditunjuk oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk memimpin Badan Pemenangan Nasional (BPN) mereka.
BPN merupakan sebuah tim pemenangan dari kubu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Baca: Prabowo Subianto
Baca: Sandiaga Uno