Bos Amazon Jeff Bezos Minta Para Pemegang Saham Bertahan di Tengah Krisis Covid-19

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bos Amazon Jeff Bezos meminta para pemegang saham agar bertahan di tengah krisis pandemi Covid-19, FOTO: Jeff Bezos, pendiri dan CEO Amazon

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bos retail raksasa Amazon, Jeff Bezos berharap para pemegang saham bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Diketahui perusahaan Amazon telah menerapkan langkah-langkah pembatasan sosial / social distancing di lingkungan kerjanya.

"Krisis saat ini menunjukkan kemampuan beradaptasi dan daya tahan bisnis Amazon yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi ini juga merupakan masa tersulit yang pernah kami hadapi," kata bos Amazon, Jeff Bezos.

"Jika Anda adalah seorang pemegang saham di Amazon, tetaplah bertahan (tidak melepas saham), (hal) itu karena kami tidak berpikir (jangka) pendek"

"Saya harap para pemegang saham yang punya orientasi jangka panjang akan memahami dan mendukung apa yang kami lakukan," tambahnya, dikutip BBC, (30/4/2020).

Baca: Kebiasaan Belanja Konsumen Berubah ke Sistem Online, Raksasa Retail Amazon Siap Ambil Untung

Logo Amazon.com, satu dari e-comerce mulitinasional dan terbesar dunia (Tangkap Layar amazon.com)

Amazon, perusahaan retail raksasa yang mendominasi dalam e-commerce, streaming video, layanan cloud computing, ditambah akuisisi supermarket Whole Foods, bersiap untuk mengambil untung dari perubahan kebiasaan konsumen selama pandemi.

Diketahui, pandemi Covid-19 perlahan mengubah kebiasaan konsumen yang biasanya belanja di toko-toko fisik menjadi belanja dengan sistem online.

Keuntungan inilah yang kemudian dirasakan oleh raksasa retail Amazon.

Korposasi milik orang terkaya di dunia, Jeff Bezos ini melaporkan kenaikan keuntungan di segala unit perusahaan.

Bisnis e-commerce Amazon naik 24%, di bidang cloud computingnya yakni Amazon Web Services melonjak 33%.

Baca: Dilema Raksasa Retail Amazon di Tengah Pandemi: Angka Penjualan Naik, Ongkos Bertambah Besar

Foto diambil pada 28 November 2019, menunjukkan logo Amazon di salah satu pusat perusahaan di Bretigny-sur-Orge, Prancis, raksasa logistik AS, Amazon (Thomas SAMSON / AFP)

Kemudian, Whole Foods yang dibeli Amazon tahun 2017, penjualannya naik sekitar 8%.

Kinerja tersebut menghadirkan kontras yang cukup tajam dengan banyak perusahaan lain yang sedang bertahan di tengah kebijakan penutupan paksa dan merosotnya belanja konsumen di toko-toko.

Pandemi oleh para ekonom dinilai merupakan perlambatan ekonomi paling tajam di dunia sejak 1930an.

"Seharusnya ini tidak mengejutkan siapa pun," kata analis ritel lembaga riset Forrester Research, Sucharita Kodali.

"Banyak toko fisik di seluruh dunia tutup dan mendorong banyak orang untuk belanja online. Mereka (perusahaan belanja online) adalah penerima untung yang sangat besar," tambahnya.

Dari persepektif konsumen, Kodali menjelaskan bahwa kinerja Amazon kurang baik.

Menurutnya, lambatnya waktu pengiriman, dan banyak stok habis membuat sejumlah merek/brand yang dijual di Amazon sedikit terpukul.

Kondisi demikian hadir seiring dengan keluhan para pekerja atas tindakan pencegahan keselamatan kerja yang dinilai masih kurang memadai.

Terlepas dari masalah-masalah tersebut, Kodali berharap Amazon tetap mempertahankan keunggulannya dalam jangka panjang saat sejumlah rivalnya menderita kerugian akibat kebijakan lockdown.

Semakin banyaknya investor saham yang masuk, juga dinilai akan semakin membuat Amazon bersaing di pasar.

Halaman
12


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer