Sejarah Hari Buruh Internasional 1 Mei, Berawal dari Kerusuhan Haymarket di Chicago

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Poster seruan berkumpul di Haymarket pada 4 Mei 1886

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hari Buruh Internasional yang dirayakan pada 1 Mei atau May Day memiliki keterkaitan erat dengan peristiwa demonstrasi di Chicago.

Demonstrasi ini terjadi awal Mei 1886 dan memuncak saat Kerusuhan Haymarket pada 4 Mei 1886.

Sebelumnya, lebih dari 300.000 pekerja dari 13.000 perusahaan meninggalkan pekerjaanya di Amerika Serikat pada 1 Mei 1886.

Hari berikutnya lebih banyak pekerja yang bergabung dan jumlah pengunjuk rasa di Chicago melebihi 100.000 orang.

Meski unjuk rasa awalnya berjalan damai, tetapi semua berubah ketika polisi Chicago dan para pekerja bentrok pada 4 Mei.

Tidak hanya pekerja yang terbunuh dan terluka, tetapi juga polisi karena ada tragedi pelemparan bom.

Berikut kronologi kemunculan Hari Buruh Internasional yang dilansir dari History.com.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah 1 Mei 1886: Aksi May Day Pertama, Puluhan Ribu Buruh Unjuk Rasa di Chicago

Perayaan May Day Zaman Kuno

Perayaan 1 Mei atau May Day, meski bukan sebagi Hari Buruh, sudah berlangsung lama dan memiliki akar sejarah panjang.

Ada banyak festival yang digelar untuk merayakan hari 1 Mei ini.

Bangsa Celtic di Brritania percaya bahwa 1 Mei adalah hari terpenting dalam setahun dan menggelar festival Beltane.

Ada ritual api simbolis dalam festival ini untuk merayakan kembalinya kehidupan dan kesuburan di dunia.

Ketika bangsa Roma menguasai Britania, mereka membawa perayaan lima hari yang dikenal sebagai Floralia.

Perayaan yang berlangsung 20 April - 2 Mei ini digunakan untuk memuja Dewi Bunga bernama Flora.

Selain itu ada juga tradisi Tarian Maypole untuk merayakan 1 Mei.

Orang-orang akan menari mengelilingi tiang yang ditegakkan, menyimbolkan kesuburan.

Baca: Pemerintah California Minta Para Buruh Pangan Ambil Cuti saat Pandemi COVID-19, Gaji Dibayar Penuh

Orang-orang menari mengelilingi Maypole (Wiglaf (CC-BY-SA))


Kondisi para pekerja abad ke-19

Melansir dari Archice.iww.org, pada akhir abad ke-19, kelas pekerja berjuang mendapatkan 8 jam kerja sehari.

Saat itu, kondisi pekerja sangat buruk dan seringkali mereka harus bekerja 10-16 jam sehari.

Kematian dan kecelakaan saat itu sangat wajar di berbagai tempat.

Halaman
12


Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer