Pemilihan kelolosan perserta Pra Kerja yang tidak tepat sasaran juga menjadi perhatian kalangan pengamat ekonomi.
Mengutip pemberitaan Harian Kompas, Direktur Eksekutif Center of Reforms and Economics (CORE) Indonesia, Muhammad Faisal mengatakan pemerintah perlu melakukan seleksi ketat agar penerima utama dari manfaat program Pra Kerja adalah mereka yang paling merasakan dampak ekonomi akibat wabah Covid-19.
Muhammad Faisal pun mengatakan, pengguran Indonesi sudah tinggi dan ditambah dampak Covid-19, angka tersebut akan terus meningkat.
"Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia bisa mencapai 16,4 juta orang."
"Jumlah itu juga belum termasuk 8,14 juta yang saat ini sudah setengah menganggur dan 28,14 juta pekerja paruh waktu", ujar Faisal.
Meski begitu, pemerintah beralasan penentuan kelolosan Pra Kerja dengan sistem acak sudah dipikirkan dengan baik-baik.
Kelolosan secara random ini dilakukan dengan pertimbangan objektivitas.
Baca: Pendaftaran Kartu Pra Kerja Gelombang 2 Mulai 20 April 2020, Ini Cara Daftarnya di Prakerja.go.id
"Paling fair adalah randomisasi, karena itu tidak melibatkan diskresi atau subjektivitas dari manejemen pelaksana," ungkap Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya dalam keterangannya pada Selasa (28/4/2020).
"Jadi benar-benar adil, dan secara random, secara keilmuan bisa dipertanggung jawabkan untuk memiliki kesempatan yang sama. Sepanjang mereka dalam kelompok homogen atau kelompok didahulukan atau masyarakat umum (yang terkena dampak Covid-19)," kata dia lagi.
Panji menjelaskan pengacakan sendiri dilakukan di sistem online yang sudah dibangun PMO.
Pengacakan dilakukan setelah pendaftaran Kartu Prakerja sesuai gelombang ditutup.
Hal ini membuat faktor keberuntungan atau hoki juga dianggap sangat menentukan kelolosan peserta.
"Benar-benar acak. Namun yang diacak adalah peserta dengan NIK pendaftar yang juga didata oleh K/L terkait. Jika masih ada ruang di gelombang, maka masyarakat umum bisa juga masuk pengacakan," terang Panji.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers yang digelar Kamis (16/4/2020) menjelaskan pendaftaran bagi peserta yang gagal pada gelombang sebelumnya.
Airlangga mengatakan,bagi yang lolos verifikasi tahap ketiga tapi tak lolos sebagai anggota tak perlu registrasi ulang jika hendak mengikuti seleksi Kartu Prakerja gelombang selanjutnya.
"Bagi 1.878.026 yang belum ikut di dalam batch pertama ini, ini nanti tidak perlu mendaftar ulang," kata Airlangga, dikutip dari Kompas.com.
"Nanti kami akan memberikan email untuk di-link di komputernya atau di smartphone-nya untuk diklik mau ikut ke gelombang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya," ujar dia kemudian.
Sementara itu bagi pendaftar baru harus menyelesaikan sederet prosesi pendaftaran hingga tes seleksi.