Update Pasien Virus Corona 29 April 2020 di Seluruh Dunia, Total 3.117.880 Kasus

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut update pasien virus corona hingga 29 April 2020 di seluruh dunia, FOTO: Demonstrasi Anti-Lockdown muncul di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat dan Brazil. Aksi ini dilaporkan mendapat dukungan dari pemimpin negara untuk memprotes kebijakan gubernur di sejumlah negara bagian. FOTO: Gadis-gadis muda berdiri memegang bendera AS di bawah sinar matahari di sebuah mobil saat para demonstran berkumpul untuk memprotes kebijakan tinggal di rumah dalam rapat umum ReOpen Colorado di Denver, Colorado, pada 19 April 2020.

"Tidak sama sekali," katanya sambil menambahkan bahwa ia telah menerima banyak pesanan kamar dari para pelanggan reguler yang memberi selamat kepadanya atas inisiatif sosialnya.

Para pelanggan regulernya ini justru ingin membantunya bersama-sama melawan pandemi.

"Saya pikir itu bisa menjadi aset bagi bisnis," katanya.

Baca: Sejumlah Sekolah di California AS Sediakan Laptop Gratis Agar Pelajar Kurang Mampu Bisa Ikut Kelas

Bangunan Salvation Army di Jenewa yang menjalankan bisnis Hotel Bel Esperance bintang tiga di Jenewa di tengah pandemi COVID-19 menampung para imigran ilegal agar tidak menularkan dan tertular wabah corona. (Fabrice COFFRINI / AFP)

Kisah Imigran asal Maroko

Hafida Marsli, seorang perempuan berusia 42 tahun menceritakan kisahnya sebelum akhirnya bisa dengan nyaman tinggal di Hotel Bel Esperance.

Ia mengaku melakukan perjalanan dari negara asalnya, Maroko pergi ke Swiss pada satu dekade lalu untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Melihat ada kebijakan di sejumlah hotel, termasuk di Bel Esperance, ia mengaku sangat setuju.

"Ini sangat bagus di sini," katanya kepada AFP sembari membetulkan jilbabnya.

"Semuanya baik," kata Hafida.

Kisah Sofiane Rahmani

Sejak mewabahnya virus corona / COVID-19 di dunia, sejumlah tunawisma mendapatkan perlakukan yang istimewa di Swiss.

Orang-orang yang tidak punya rumah yang biasanya tidur di sembarang tempat ini sengaja diambil dari jalanan agar tidak tertular dan menularkan wabah.

Satu diantaranya adalah Sofiane Rahmani yang bercerita kepada AFP ihwal apa yang dialaminya selama pandemi.

Sofiane mengaku sulit percaya atas apa yang didapatkannya selama pandemi corona.

Setelah beberapa tahun tinggal di jalan dan berpindah-pindah dari shelter satu ke shelter lain di tempat penampungan imigran, ia kini tinggal di sebuah kamar hotelnya sendiri.

Fasilitas yang disediakan begitu komplit, mulai dari kamar mandi pribadi, dan makanan gratis yang disediakan.

"Ini benar-benar kemewahan," kata imigran ilegal asal Aljazair berusia 16 tahun di Hotel Bel Esperance, hotel bintang tiga di Jenewa, Swiss, dilansir AFP, Selasa (21/4/2020).

FOTO: Imigran di bawah umur tanpa pendamping (dari kiri) Sofiane, Marouen, Elaa-Eddin dan Younes berpose pada 16 April 2020 di pintu masuk Hotel Bel Esperance bintang tiga di Jenewa di tengah pandemi COVID-19 (Fabrice COFFRINI / AFP)

Rahmani tentu senang dengan segala fasilitas yang diberikan.

Perjalanannya keluar dari Aljazair begitu tragis saat ia menumpang sebuah kapal boat menyeberangi lautan menuju Spanyol tiga tahun lalu.

Setelah sampai Spanyol, ia kemudian bertahan hidup menelusuri jalanan hingga sampai ke Paris, dan akhirnya tiba di Jenewa pada bulan lalu.

Halaman
1234


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer