Separuh dari peserta akan diobati menggunakan patch estrogen yang diletakkan di kulit mereka selama satu minggu, sementara setengah lainnya akan menerima perawatan medis standar.
Nachman menambahkan, penelitian sebelumnya menunjukkan jika estrogen tambahan bisa menolong membersihkan virus dari tubuh dan mendukung perbaikan arungan yang rusak begitu infeksi Covid-19 mulai mereda.
Sedangkan dalam uji coba yang dilakukan oleh Cedars-Sinai Medical Center, partisipan akan menerima hormon progesteron.
Baca: Ramadan di Tengah Pandemi Corona, Ini 5 Kiat Menghemat Uang selama Bulan Puasa
Dari pernyataan dr. Sara Ghandehari, dokter paru dan perawatan intensif Cedars-Sinai, hormon progesteron mempunyai sifat anti inflamasi dan dapat mencegah timbulnya badai sitokin.
Studi ini akan melibatkan 40 pria yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi Covid-19 ringan sampai sedang.
Separuh dari pria itu akan menerima dua suntikan progesteron sehari selama lima hari.
Walau kedua percobaan mendukung gagasan jika peningkatan kadar estrogen dan progesteron bisa membantu tubuh melawan infeksi Covid-19, akan tetapi tetap saja masih ada yang meragukannya.
Sabra Klein mempelajari perbedaan jenis kelamin dalam infeksi virus dan vaksinasi di John Hopkins Bloomberg School of Public Health menyatakan jika ada faktor lain yang membantu tubuh melawan virus corona.
"Bukan hanya hormon, bisa saja genetik atau sesuatu hal yang lain," sebut Klein.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Selidiki Kenapa Pria Rentan Terinfeksi Corona, Ahli Lakukan Uji Hormon"