Berita seperti ini hampir tidak mungkin bisa dikonfirmasi langsung.
Hal itu mengingat betapa tertutupnya Korea Utara.
Selain itu, penduduk Korea Utara biasanya tidak diberi informasi tentang status kesehatan pemimpin mereka.
Karena ramai diperbincangkan di dunia internasional, para pejabat di Korea Selatan turut menanggapi berita ini.
Kantor Kepresidenan Korsel di Seoul mengatakan, tak ada tanda yang menunjukkan bahwa pemimpin Korea Utara mengalami sakit parah, seperti diberitakan BBC.com, Selasa (21/4/2020).
Bagaimana Spekulasi Seperti Ini Bisa Muncul?
Baca: Korea Utara Terdampak Covid-19, Moon Jae In dan Donald Trump Setuju Berikan Bantuan Kemanusiaan
Baca: Kim Jong Un Uji Coba Rudal, Trump Ungkap Dapat Surat Manis dari Korut: Hubungan Kami Baik-baik Saja
Diberitakan TribunnewsWiki.com dari BBC, Kim Jong Un baru-baru ini melewatkan perayaan ulang tahun kakeknya pada 15 April 2020.
Padahal acara itu adalah salah satu acara terbesar tahun ini, menandai kelahiran pendiri negara.
Kim Jong Un tidak pernah melewatkannya.
Selain itu, tampaknya sangat tidak mungkin ia sekadar memilih untuk tidak muncul, tanpa alasan yang kuat.
Tidak dapat dihindari, ketidakhadirannya memicu spekulasi dan rumor.
Di antara rumor itu, tidak ada yang mudah dibuktikan.
Baca: Tak Lakukan Lockdown, Korea Selatan Punya Cara Tersendiri Tekan Laju Penularan Covid-19
Baca: 91 Pasien di Korea Selatan Positif Covid-19 Lagi Setelah Dinyatakan Sembuh, Ada Kemungkinan Kambuh
Kim Jong Un terakhir kali muncul di media pemerintah pada 12 April, dalam selebaran yang tidak bertanggal.
Seperti biasa, gambar-gambar itu menunjukkan dirinya dalam keadaan santai dan nyaman.
Kim memimpin rapat politik penting sehari sebelumnya, yang diketahui dari media pemerintah.
Tapi dia belum terlihat sejak itu.
Media pemerintah juga tidak menyebutkan kehadirannya pada uji coba rudal yang dilaporkan minggu lalu.
Dia biasanya hadir dalam peluncuran seperti itu.
Awal Munculnya Isu Kesehatan Kim Jong Un yang Memburuk
Baca: China Mulai Dominasi Lembaga PBB, Trump Berupaya Kurangi Hegemoni Beijing dengan Hentikan Dana WHO?
Baca: Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Terbanyak, Warga AS Justru Demo Tuntut Pemerintah Buka Lockdown