Negara Swiss saat Pandemi COVID-19: Hotel dan Lembaga Sosial Sediakan Kamar Gratis bagi Tunawisma

Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Negara Swiss di tengah pandemi COVID-19, sejumlah hotel dan gerakan sosial bekerjasama tampung imigran dan gelandangan dari jalanan, FOTO: Bangunan Salvation Army di Jenewa yang menjalankan bisnis Hotel Bel Esperance bintang tiga di Jenewa di tengah pandemi COVID-19 menampung para imigran ilegal agar tidak menularkan dan tertular wabah corona.

Ia mengaku melakukan perjalanan dari negara asalnya, Maroko pergi ke Swiss pada satu dekade lalu untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Melihat ada kebijakan di sejumlah hotel, termasuk di Bel Esperance, ia mengaku sangat setuju.

"Ini sangat bagus di sini," katanya kepada AFP sembari membetulkan jilbabnya.

"Semuanya baik," kata Hafida.

Kisah Sofiane Rahmani

Sejak mewabahnya virus corona / COVID-19 di dunia, sejumlah tunawisma mendapatkan perlakukan yang istimewa di Swiss.

Orang-orang yang tidak punya rumah yang biasanya tidur di sembarang tempat ini sengaja diambil dari jalanan agar tidak tertular dan menularkan wabah.

Satu diantaranya adalah Sofiane Rahmani yang bercerita kepada AFP ihwal apa yang dialaminya selama pandemi.

Sofiane mengaku sulit percaya atas apa yang didapatkannya selama pandemi corona.

Setelah beberapa tahun tinggal di jalan dan berpindah-pindah dari shelter satu ke shelter lain di tempat penampungan imigran, ia kini tinggal di sebuah kamar hotelnya sendiri.

Fasilitas yang disediakan begitu komplit, mulai dari kamar mandi pribadi, dan makanan gratis yang disediakan.

"Ini benar-benar kemewahan," kata imigran ilegal asal Aljazair berusia 16 tahun di Hotel Bel Esperance, hotel bintang tiga di Jenewa, Swiss, dilansir AFP, Selasa (21/4/2020).

FOTO: Imigran di bawah umur tanpa pendamping (dari kiri) Sofiane, Marouen, Elaa-Eddin dan Younes berpose pada 16 April 2020 di pintu masuk Hotel Bel Esperance bintang tiga di Jenewa di tengah pandemi COVID-19 (Fabrice COFFRINI / AFP)

Rahmani tentu senang dengan segala fasilitas yang diberikan.

Perjalanannya keluar dari Aljazair begitu tragis saat ia menumpang sebuah kapal boat menyeberangi lautan menuju Spanyol tiga tahun lalu.

Setelah sampai Spanyol, ia kemudian bertahan hidup menelusuri jalanan hingga sampai ke Paris, dan akhirnya tiba di Jenewa pada bulan lalu.

Sejak pandemi corona, ia ditempatkan di hotel bintang tiga di mana semua fasilitasnya telah disediakan gratis. Ia menyebut bahwa kehidupan di hotel adalah "kenyamanan total".

"Kita tidak harus memikirkan apa yang bisa dimakan, kita tak perlu khawatir di mana harus tidur, dan kita tidak akan kedinginan," katanya.

"Aku ingin tinggal di sini selamanya," kata Rahmani.

Kota Jenewa resmi menyediakan tempat bagi para imigran perempuan dan anak di bawah umur dengan ketentuan khusus.

Para imigran ini wajib mendaftarkan diri mereka ke organisasi penampungan yang nantinya akan memberikan akses pada makanan dan tempat tinggal.

Halaman
123


Penulis: Dinar Fitra Maghiszha
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer