China Merevisi Jumlah Kematian Akibat Covid-19, WHO: Akan Ada Banyak Negara Melakukan Hal Serupa

Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja rumah duka mengambil jenazah seorang penduduk, yang dilaporkan meninggal karena novel coronavirus (2019-nCoV) di rumah, di luar gedung tempat tinggal di Wuhan, di provinsi Hubei, Tiongkok tengah, 01 Februari 2020.

Lebih dari 2 juta orang di dunia telah terinfeksi Covid-19, sementara, menurut penghitungan oleh Johns Hopkins University, lebih dari 150.000 telah kehilangan nyawa mereka akibat virus ini.

Sebelumnya,  Lu Jiahai, seorang profesor epidemiologi di Universitas Sun Yat-sen di Guangzhou, mengatakan, adalah penting bahwa angka-angka kasus corona di Wuhan akurat agar bisa memberikan gambaran nyata tentang tahap awal wabah.

Baca: Denmark Buka Kembali Sekolah meski Wabah Covid-19 Belum Reda, Orangtua Siswa Kirimkan Petisi

Baca: Dikaitkan dengan Penyebaran Covid-19, Sejumlah Tower 5G di Inggris Dibakar

"Itu menunjukkan sikap pihak berwenang dalam mencari kebenaran dari fakta," kata Lu.

"Ini juga tanggapan yang kuat dan meyakinkan terhadap tuduhan bahwa China telah menutupi kasus-kasus virus korona."

Alex Cook, dari Universitas Nasional Singapura, yang berspesialisasi dalam pemodelan penyakit menular, mengatakan angka kematian adalah masalah untuk diperdebatkan dan sering direvisi ketika kematian diselidiki.

“Apa yang dianggap sebagai kematian Covid dapat bervariasi di berbagai negara. Apakah orang yang meninggal perlu dites positif? Apakah Covid harus menjadi penyebab utama kematian? Ini mempersulit beberapa perbandingan angka kematian di antara negara-negara, ”kata Cook.

"Sangat baik bahwa pihak berwenang Wuhan telah menyelidiki kematian ini dan secara publik merevisi jumlah korban tewas."

(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)



Penulis: Amy Happy Setyawan
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer