Hal itu diketahui setelah mendapatkan pengaduan dari orang tak dikenal bahwa ada jenazah yang disimpan di gudang.
Dilansir oleh BBC, jenazah tersebut disimpan di sebuah kamar mayat berkapasitas empat orang.
Dari 17 jenazah tersebut, 13 di antaranya dibawa ke truk pendingin di rumah sakit terdekat, sementara empat lainnya dikirim ke tempat pemulasaraan.
Laporan media setempat menyebutkan, sejak penemuan itu, pemilik panti jompo mendatangkan truk pendingin untuk menyimpan jenazah.
"Mereka kewalahan dengan banyaknya orang yang meninggal dunia," kata Kepala Kepolisian Andover, Eric Danielson, kepada New York Times.
Tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai sebab kematian jenazah tersebut, entah disebabkan virus corona atau bukan.
Baca: Polisi Amankan Provokator Penolakan Jenazah Positif Covid-19 di Semarang, Ketiganya Tokoh Masyarakat
Baca: WHO Kehilangan Sumbangan Rp 6,3 Triliun dari AS di Tengah Pandemi Covid-19, Bill Gates: Bahaya
Akhir pekan lalu, panti jompo tersebut meminta 25 kantong jenazah kepada aparat.
Pada Senin (13/4/2020), polisi menerima laporan dari orang tak dikenal terkait adanya jenazah yang disimpan di dalam gudang panti jompo itu.
Total sebanyak 68 orang yang terkait Andover Subacute and Rehabilitation meninggal dunia baru-baru ini.
Sebanyak 26 orang di antara mereka terbukti positif mengidap Covid-19.
Seorang pemilik panti jompo di Andover, Chaim Scheinbaum mengakui adanya kendala penyimpanan jasad di kamar mayat.
"Masalah petugas pengganti dan libur akhir pekan, ditambah jumlah kematian yang melebihi rata-rata, berkontribusi pada keberadaan jumlah jenazah yang lebih banyak ketimbang biasanya di fasilitas penyimpanan," katanya.
Panti jompo tersebut terdiri dari dua bangunan yang memuat kapasitas 700 ranjang.
Baca: Update Terbaru Pasien Virus Corona di Seluruh Dunia hingga 17 April 2020, Total 2.153.620 kasus
Beberapa waktu terakhir, sebanyak 76 pasien terbukti positif Covid-19, beserta 41 staf di kedua gedung tersebut, seperti yang dikutip dari New York Times.
Seorang karyawan panti jompo itu mengatakan kepada New Jersey Herald, sebanyak 65 penghuni salah satu gedung meninggal dunia sejak 31 Maret.
Para anggota keluarga mengutarakan kerisauan mereka lantaran menerima sedikit informasi sebelum orang-orang yang mereka cintai meninggal dunia.
Gubernur New Jersy, Phil Murphy mengakui bahwa jenazah-jenazah dibiarkan menumpuk di kamar mayat sementara di tempat itu.
"Warga New Jersey yang hidup di fasilitas perawatan jangka panjang berhak dirawat dengan hormat, kasih sayang, dan martabat," ujarnya.