Setelah kisahnya menjadi viral, kini sudah banyak orang yang langsung memberikan bantuan.
Bagaimana kisahnya?
Ia adalah seorang pria bernama Ason Sopian yang telah memiliki 5 orang anak.
Ason merupakan warga Kavling Kamboja, Blok B1, Nomor 87, RT 004 RW 015, Kelurahan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Kisah perjuangan pada anak-anaknya menjadi viral di media sosial.
Baca: Kisah Pilu Gadis Berkulit Batu Alami Kelainan Langka, Sakit untuk Jalan dan Duduk, Tak Ada Obatnya
Baca: Geger Berita Ayah dan Anak yang Kabur dari Karantina di Bali, Nana Mirdad Blak-blakan Bela Mereka
Awalnya Ason terpaksa harus menjual ponsel rusak demi membeli beras untuk dimakan bersama istri dan lima anaknya.
Ponsel rusak tersebut Ason jual seharga Rp 10 ribu.
Kehidupan pilu Ason ini membuat banyak orang terenyuh dan prihatin melihatnya.
Ason sendiri tak menyangka kisahnya menjadi viral dan diperbincangkan banyak orang.
Hotman Paris bahkan ikut menyoroti apa yang menimpa Ason ini.
Ason yang sehari-hari hanya bekerja serabutan ini menjadi warga terdampak wabah virus corona.
Ini tak memiliki penghasilan hingga harus menjual ponsel rusak miliknya seharga Rp 10 ribu demi membeli beras.
Baca: Fakta Kisah Viral Bapak yang Jual Ponsel Rusak Harga Rp 10 Ribu demi Beli Beras Hidupi 5 Anaknya
Ditemui di kediamannya, bapak lima anak ini mengaku masih tidak percaya atas apa yang dialaminya saat ini.
Ternyata di Batam masih banyak orang baik yang mau berbagi rezekinya kepada orang miskin seperti dirinya.
“Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi, hanya doa yang bisa saya panjatkan saat ini atas apa yang saya dapatkan dari orang-orang baik yang ada di Batam,” kata Ason sembari menunjukkan kehidupannya di sebuah rumah di kawasan Kavling Kamboja, Kamis (16/4/2020) dikutip dari Kompas.com.
Sambil memangku anaknya, Ason menceritakan kejadian ini berawal dari kebingungannya untuk membeli beras untuk dimakan bersama istri dan lima anaknya di rumah.
Selain tidak memiliki uang, akibat dampak virus corona atau Covid-19, Ason tidak lagi bekerja untuk mencari nafkah.
“Saya kerja serabutan, jadi apa yang bisa dikerjakan, saya kerjakan. Yang terpenting mendapatkan uang dan uangnya bisa dibawa pulang,” ungkap Ason.
Biasanya, kata Ason, per hari ia bisa membawa pulang uang Rp 25.000 hingga Rp50.000.
Namun sejak wabah Covid-19 melanda Indonesia, khususnya di Batam, Ason sulit untuk mendapatkan upah harian dari orang lain.