Layanan darurat setempat mengatakan masih ada beberapa bagian yang tampak membara, nemun sudah tidak ada api yang terbuka.
Hal ini merupakan kabar baik setelah ada kekhawatiran api akan mendekati bekas reaktor nuklir Chernobyl.
Pasalnya, Greenpeace Russia menyebut api hanya berjarak satu kilometer dengan lokasi reaktor, Senin (13/4/2020) waktu setempat.
Baca: Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Baca: Badan Tenaga Nuklir Nasional
Kebakaran sejatinya sudah biasa terjadi di daerah itu.
Namun Greenpeace menyebut bencana kali ini menjadi yang terparah dalam beberapa dekade.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan akan terus memantau situasi.
Dia juga memuji layanan darurat karena keberanian mereka menjinakkan si jago merah.
Keberhasilan ini memang tak lepas dari kerja keras petugas.
Ratusan petugas, pesawat terbang, serta helikopter diterjunkan untuk memadamkan api.
Terhitung, pesawat telah menjatuhkan 538 ton air ke titik api, pada Senin (13/4/2020).
Radiasi dalam Batas Normal
Pada tanggal 5 April Yegor Firsov, penjabat kepala layanan inspeksi ekologi negara Ukraina, mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook bahwa tingkat radiasi di daerah tersebut telah meningkat secara substansial di atas normal.
Beberapa media memberitakan radiasi meningkat 16 kali dari biasanya.
Pejabat pemerintah segera kemudian membantah temuan ini, dan mengatakan tingkat radiasi di daerah itu dalam batas normal.
Beberapa waktu kemudian, Firsov juga menarik komentarnya.
Baca: Uji Coba Senjata Nuklir Pertama Kali oleh Amerika
Polisi mengatakan mereka mulai melacak seseorang yang diduga memulai kobaran api dengan membakar rumput kering di daerah tersebut, seperti dilaporkan SCMP.
Pria 27 tahun itu mengatakan ia membakar rumput untuk bersenang-senang.
Akan tetapi, ia tidak bisa mengatasi api yang semakin membesar karena tertiup angin.