Fakta Kebakaran Hutan di Ukraina: Kian Dekati Pembangkit Nuklir Chernobyl, Radiasi Masih Normal

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ini diambil pada tanggal 5 April 2020, menunjukkan seseorang memegang counter Geiger di lokasi kebakaran hutan di zona pengecualian Chernobyl sejauh 30 kilometer (19 mil), tidak jauh dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Pihak berwenang Ukraina pada 5 April melaporkan lonjakan tingkat radiasi di zona terlarang di sekitar Chernobyl, tempat kecelakaan nuklir terburuk di dunia, yang disebabkan oleh kebakaran hutan. Ada berita buruk - radiasi di atas normal di pusat kebakaran, kata Yegor Firsov, kepala layanan inspeksi ekologi negara Ukraina, di Facebook.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kebakaran hutan terjadi di Ukraina selama beberapa hari ini.

Kini, api semakin dekat dengan pembangkit nuklir Chernobyl, seperti diberitakan BBC.

Lebih dari 300 petugas pemadam kebakaran dikerahkan beserta lusinan perangkat khusus untuk menjinakkan si jago merah.

Sementara itu, enam helikopter dan pesawat terus berusaha memadamkan api dari udara.

Gambar ini diambil pada 10 April 2020, menunjukkan kebakaran hutan yang membakar di zona pengecualian Chernobyl 30 kilometer (19 mil), tidak jauh dari pembangkit listrik tenaga nuklir. (STR / AFP)

Baca: Bencana Nuklir Chernobyl

Baca: Badan Pengawas Tenaga Nuklir

Pejabat State Agency of Ukraine on Exclusion Zone Management, Kateryna Pavlova, memberikan keterangan kepada kantor berita Associated Press.

"Kami telah bekerja sepanjang malam, menggali sekat api di sekitar pabrik untuk melindunginya dari api," katanya.

Radiasi Masih dalam Batas Normal

Pada tanggal 5 April Yegor Firsov, penjabat kepala layanan inspeksi ekologi negara Ukraina, mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook bahwa tingkat radiasi di daerah tersebut telah meningkat secara substansial di atas normal.

Beberapa media memberitakan radiasi meningkat 16 kali dari biasanya.

Pejabat pemerintah segera kemudian membantah temuan ini, dan mengatakan tingkat radiasi di daerah itu dalam batas normal.

Beberapa waktu kemudian, Firsov juga menarik komentarnya.

Gambar ini diambil pada tanggal 5 April 2020, menunjukkan seseorang memegang counter Geiger di lokasi kebakaran hutan di zona pengecualian Chernobyl sejauh 30 kilometer (19 mil), tidak jauh dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Pihak berwenang Ukraina pada 5 April melaporkan lonjakan tingkat radiasi di zona terlarang di sekitar Chernobyl, tempat kecelakaan nuklir terburuk di dunia, yang disebabkan oleh kebakaran hutan. "Ada berita buruk - radiasi di atas normal di pusat kebakaran," kata Yegor Firsov, kepala layanan inspeksi ekologi negara Ukraina, di Facebook. (Yaroslav EMELIANENKO / AFP)

Baca: Uji Coba Senjata Nuklir Pertama Kali oleh Amerika

Baca: Badan Tenaga Nuklir Nasional

Polisi Amankan Pria 27 Tahun yang Sebabkan Kebakaran

Polisi mengatakan mereka mulai melacak seseorang yang diduga memulai kobaran api dengan membakar rumput kering di daerah tersebut, seperti dilaporkan SCMP.

Pria 27 tahun itu mengatakan ia membakar rumput untuk bersenang-senang.

Akan tetapi, ia tidak bisa mengatasi api yang semakin membesar karena tertiup angin.

Pria, yang tinggal di kota kecil di daerah itu, bisa menghadapi hukuman lima tahun penjara.

(ILUSTRASI Pemadam Kebakaran) Petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sumatera Selatan mencoba memadamkan api kebakaran lahan di kawasan Kabupaten Ogan Ilir, Selasa (11/9/2019). Kebakaran lahan yang meluas dibeberapa titik di Kawasan Sumatera Selatan membuat kualitas udara kota Palembang memburuk.TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO (TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO)

Bisa Berpeluang Kurangi Pendapatan Wisata

Kehancuran reaktor 1986 dan ledakan di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dianggap sebagai bencana nuklir terburuk dalam sejarah.

Zona Pengecualian Chernobyl seluas 2.600 kilometer persegi (1.003 mil persegi) didirikan setelah bencana.

Sebagian besar tidak berpenghuni, meskipun sekitar 200 orang menetap setelah diperintahkan untuk pergi.

Halaman
12


Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer