Buntut Surat Andi Taufan, Ombudsman RI Minta Presiden Tinjau Tugas Staf Khusus Milenial

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo mengenalkan tujuh orang sebagai Staf Khusus Presiden untuk membantunya dalam pemerintahan pada sebuah acara perkenalan yang berlangsung dengan santai di veranda Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) sore. Ketujuh staf khusus baru yang diperkenalkan Presiden Jokowi merupakan anak-anak muda berusia antara 23-36 tahun atau generasi milenial. Adapun ketujuh staf khusus baru yang diumumkan oleh Presiden Jokowi yaitu (kiri ke kanan) Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Gracia Billy Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia, dan Aminuddin Maruf. Tribunnews/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris

TRIBUNEWSWIKI.COM – Staf khusus milenial Presiden Joko Widodo tengah disorot oleh masyarakat.

Pembantu presiden yang beranggotakan 7 orang ini terdiri dari anak-anak muda yang diharapkan dapat memberikan inovasi bagi Negara.

Namun dampak dari surat untuk camat se-Indonesia dari staf khusus milenial Andi Taufan berbuntut panjang.

Pasalnya Ombudsman RI meminta Presiden Joko Widodo mengevaluasi keberadaan staf khusus milenialnya itu.

Hal itu dikatakan oleh anggota Ombudsman RI, Alvin Lie yang menganggap stafsus presiden tersebut kerap melakukan blunder.

Baca: Anggaran Terpotong Covid-19, ASN Eselon I-II Tak Dapat THR, Eselon III ke Bawah Cair Tapi Berkurang

Baca: Marcello Tahitoe (Ello)

Ini termasuk pula kejadian Andi Taufan yang mengirim surat ke camat seluruh Indonesia menggunakan kop resmi Sekretariat Kabinet.

Dikutip dari Kompas.com Alvin meminta presiden untuk mengevaluasi tugas dan wewenang para stafsusnya itu.

"Hal ini wajib menjadi perhatian presiden untuk mengevaluasi lagi tugas, fungsi, kewenangan,

kompetensi dari staf khusus yang selama ini dibangga-banggakan presiden sebagai milenial,

tapi ternyata beberapa kali mereka sudah melakukan blunder yang cukup serius," kata Alvin kepada Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Baca: Melihat Kepatuhan Warga Inggris saat Pandemi Covid-19: Tak Lakukan Perjalanan dan Tetap di Rumah

Baca: Penelitian di Prancis Ungkap Virus Corona Mampu Bertahan Lama dari Paparan Suhu Tinggi

Presiden Joko Widodo memperkenalkan 7 orang yang menjadi staf khususnya. Pengumuman itu dilakukan di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/11/2019).(KOMPAS.com/Ihsanuddin) (KOMPAS.com/Ihsanuddin)

Alvin mengatakan, Jokowi juga harus meninjau kembali urgensi keberadaan staf khusus presiden.

"Kalau benar memerlukan seharusnya diatur lebih ketat lagi agar mereka paham tugas kewajiban kewenangan dan batasan-batasan mereka," kata Alvin.

Alvin juga mempertanyakan mengenai stafsus yang memiliki tim komunikasinya sendiri.

Menurut dia, stafsus yang bertugas memberi masukan kepada presiden tidak perlu memiliki tim komunikasi.

Terlebih soal anggaran yang disiapkan untuk staf khusus presiden ditengah wabah virus corona.

Baca: 3 Hal Ini Harus ARMY Siapkan untuk Nonton Konser BTS Secara Online di Youtube Minggu Ini

Baca: Tak Seperti Tahun Kemarin Jumlah THR untuk Eselon III Berkurang, Presiden hingga DPR Tak Dapat Jatah

Andi Taufan dan 6 staf khusus milenial lainnya (Instagram@defnaputra)

"Apakah ini sudah tepat ketika kita harus efisien anggaran, semua kementerian dan lembaga dipangkas,

tapi ada kesan menghambur-hamburkan anggaran untuk staf khusus ini," kata Alvin.

Diberitakan sebelumnya surat yang ditujukan kepada camat seluruh Indonesia dari salah satu staf khusus Presiden membuah heboh.

Surat tersebut berasal dari staf khusus milenial Presiden Jokowi, Andi Taufan Garuda Putra, pendiri sekaligus CEO PT Amartha Mikro Fintek (Amartha).

Dalam surat yang berkop resmi Sekretariat Kabinet RI itu, berisi permohonan agar para camat mendukung edukasi kebutuhan alat perlindungan diri (APD) guna melawan pandemi virus corona.

Baca: Tes Kepribadian - Pilih Satu Desain Area Kerja atau Belajar yang Kamu Sukai untuk Ungkap Karaktermu

Baca: Update Pasien Virus Corona hingga 14 April 2020 di Seluruh Dunia, Total 458.200 Orang Sembuh

Andi Taufan Garuda Putra merupakan seorang pendiri lembaga peer to peer Lending bernama Amartha. (Dok/Amartha) (Dok/Amartha)
Halaman
12


Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas

Berita Populer