"Karena tidak terima kemudian terlapor B melakukan pemukulan.
Setelah kejadian kemudian korban melapor di Polsek Semarang timur," jelas Iptu Budi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).
Perawat itu pun mengalami trauma akibat tindakan B.
Kepala HM juga masih pusing usai pemukulan tersebut.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyesalkan aksi penolakan pemakaman yang dilakukan oleh sekelompok warga di daerah Sewakul, Ungaran, Kabupaten Semarang, pada Kamis (9/4/2020).
Terlebih lagi, jenazah yang ditolak tersebut diketahui adalah seorang perawat yang bertugas di RSUP Kariadi Semarang.
Menurut dia, perawat adalah pahlawan kemanusiaan yang rela berkorban demi menyembuhkan pasien.
Oleh karena itu, tidak sepantasnya mendapat perlakuan penolakan tersebut dari warga.
Baca: Napi yang Dibebaskan Berulah, Reza Indragiri : Apa Hubungan Hukuman dengan Pencegahan Corona?
Baca: Benarkah Lemon, Mangga dan Durian Bisa Cegah Terinfeksi Virus Corona? Begini Penjelasan dari WHO
Karena jasa yang telah diberikan, perawat seharusnya tidak hanya perlu dihormati dan diberi penghargaan, tapi juga juga harus didoakan agar mereka yang saat ini berjuang membantu menyembuhkan pasien dapat diberi kesehatan dan kekuatan.
"Jangan ada lagi penolakan jenazah, apalagi seorang perawat yang seharusnya kita hormati atas jasanya sebagai pahlawan kemanusiaan.
Dia adalah seorang pejuang karena berani mengambil risiko besar dengan merawat pasien Covid-19," katanya, Jumat (10/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
Atas kejadian itu, selain meminta masyarakat untuk lebih membangkitkan rasa kemanusiaan, Ganjar juga mengaku minta maaf baik kepada keluarga korban serta seluruh tenaga medis di mana pun berada.
"Kepada perawat, dokter, dan tenaga medis mewakili seluruh warga Jateng saya mengharap maaf dari Anda semua. Mari tetap berjuang bersama-sama melawan corona," harapnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga kembali menegaskan kepada masyarakat bahwa setiap jenazah korban corona yang sudah dikubur dengan prosedur yang benar, maka secara otomatis virusnya akan ikut mati dan tidak akan menular.
"Saya tegaskan sekali lagi kalau jenazah itu sudah dikubur virusnya ikut mati di dalam tanah.
Tidak bisa keluar kemudian menjangkiti warga," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, pemakaman jenazah perawat positif corona di Semarang terpaksa dipindahkan karena ditolak oleh warga.
Sedianya, pemakaman itu dilaksanakan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Ungaran, Kabupaten Semarang.
Namun, karena ditolak warga di sekitar lokasi pemakaman itu, akhirnya dipindah ke Bergota, kompleks makam keluarga Dr Kariadi Kota Semarang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perawat yang Ditampar oleh Satpam Juga Diancam Akan Dibunuh"